-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Kopi, Daging Ayam dan Buncis Beri Pengaruh Pada Inflasi Oktober DIY

    02/11/24, 20:15 WIB Last Updated 2024-11-02T13:15:52Z

    Yogyakarta, Kabar Jogja – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta merilis Indeks Harga Konsumen (IHK) di Oktober ini tercatat sebesar 0,09 persen (mtm) atau secara tahunan mengalami inflasi sebesar 1,57 persen (yoy). Di Oktober ini, inflasi DIY mencapai 0,57 persen (ytd) yang dipicu oleh kopi, daging ayam ras dan buncis.


    Dilansir Sabtu (2/11), Kantor Perwakilan BI DIY Ibrahim menerangkan realisasi IHK DIY pada Oktober lebih tinggi dibandingkan pada September yang mencatat deflasi 0,10 persen (mtm), dan secara tahunan mencatatkan inflasi 1,85 persen (yoy).


    “Capaian inflasi tetap terjaga pada rentang sasaran nasional 2,5 ± 1 persen. Ini tidak terlepas dari sinergi berbagai upaya pengendalian inflasi dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) DIY yang semakin solid,” terangnya.


    Berdasarkan komoditasnya, inflasi DIY disumbang oleh komoditas kopi bubuk dengan andil 0,04 persen (mtm) sejalan dengan meningkatnya harga kopi dunia akibat dinamika cuaca yang mempengaruhi produktivitas kopi di negara sentra produksi.


    Daging ayam ras juga menjadi salah satu komoditas penyumbang inflasi dengan andil 0,04 persen (mtm) sejalan dengan harga pakan yang mengalami peningkatan, serta permintaan konsumen yang relatif meningkat.


    “Adapun komoditas penyumbang inflasi lainnya yaitu buncis dengan andil 0,03 persen (mtm) dan bawang merah dengan andil 0,02 persen (mtm) seiring dengan stok yang mulai menurun pasca musim panen yang telah berlalu,” katanya.


    Selain itu, emas perhiasan juga menjadi komoditas penyumbang inflasi dengan andil 0,04 persen (mtm) seiring dengan adanya kenaikan harga emas global sebagai dampak berlanjutnya ketidakpastian dan ketegangan geopolitik global.


    BI menurut Ibrahim memperkirakan inflasi DIY terus terjaga pada kisaran targetnya. Kondisi tersebut didukung upaya TPID DIY dalam kerangka 4k yaitu ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).


    Pengembangan Geographic Information System (GIS) dinilai mampu menjadi geoportal optimalisasi monitoring produksi dan penggunaan lahan. Sistem ini juga bentuk nyata digitalisasi data pangan sebagai early warning system dalam pengendalian inflasi DIY. (Set)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close