Yogyakarta, Kabar Jogja – PT KAI Daop 6 Yogyakarta menyatakan telah mengantisipasi gangguan hidrometeorologi seperti curah hujan ekstrim, banjir, tanah longsor, genangan, dan pohon tumbang yang bakal mengganggu perjalanan kereta. Kawasan yang dinilai rawan bencana telah dipetakan dan terus dipantau.
Manager Humas Daop 6, Krisbiyantoro menyebut intensitas hujan yang cukup tinggi seperti yang terjadi akhir-akhir ini meningkatkan kesiapsiagaan pihaknya menyiapkan prasarana secara optimal dalam rangka menghadapi gangguan-gangguan yang mungkin terjadi.
“Kita telah melakukan langkah antisipatif guna menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan KA dari gangguan tersebut,” jelasnya, Selasa (5/11).
Sebelumnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan seluruh wilayah DIY memasuki fase siaga darurat hidrometeorologi basah mulai 24 Oktober sampai 24 November.
KAI juga telah memetakan daerah-daerah pantauan khusus rawan bencana banjir, longsor, dan pohon tumbang. Terdapat tiga daerah pantauan khusus di wilayah Daop 6 Yogyakarta yaitu KM 75+1/9 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus amblesan/ tanah labil.
Kemudian KM 93+5/8 antara Stasiun Salem-Kalioso yang merupakan daerah pantauan khusus banjir. Terakhir adalah KM 77+9/78+5 antara Stasiun Goprak-Sumberlawang yang merupakan daerah pantauan khusus longsor.
“Ini memudahkan dalam menentukan langkah mitigasi risiko karena titik-titik tersebut terpantau dengan baik," katanya.
Demikian juga pengecekan rutin pada drainase-drainase di sepanjang jalur KA. Ini termasuk juga penguatan talud atau dinding penahan tanah untuk mencegah terjadinya longsor dan tanah amblas akibat arus air yang deras.
Daop 6 juga mengantisipasi adanya pohon tumbang dengan metode penopingan pohon-pohon besar yang berpotensi roboh ke arah jalur KA bekerjasama dengan warga setempat.
“Mitigasi risiko lainnya yang dilakukan kami menambah penangkal petir di tiang LAA, tower telekomunikasi, dan persinyalan. Kami juga berkolaborasi dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk mengetahui prakiraan-prakiraan cuaca,” pangkasnya. (Tio)