Yogyakarta, Kabar Jogja - PT Pupuk Kaltim menyatakan sebelum keberhasilan peningkatan panen komoditas tebu di Provinsi Gorontalo, penerapan program Demonstration Plot (Demplot) di Bantul, DIY dan Magelang, Jateng menjadi percontohan.
VP Marketing Business Partner Korporasi Pupuk Kaltim Indah Febrianty, mengungkapkan program demplot di Desa Suka Mulya, Kecamatan Wonosari, Gorontalo berhasil meningkatkan produksi panen dari sebelumnya 80 ton per hektar menjadi 128 ton per hektar.
“Peningkatan hasil panen karena petani menggunakan produk Urea Nitrea Prill, NPK Pelangi 16-16-16, dan pupuk hayati Ecofert. Kami juga melakukan pendekatan pemupukan berimbang yang disesuaikan kebutuhan pertanian lokal, produktivitas lahan uji coba ini naik sekitar 60 persen sebagai bukti efektivitas tata kelola pertanian secara tepat,” katarnya dilansir Rabu (6/11).
Sebelum Gorontalo, peningkatan panen komoditas tebu juga berhasil dilakukan petani tebu di Bantul dengan penggunaan kombinasi Urea Nitrea, NPK Pelangi dan pupuk hayati Ecofert. Dimana petani tebu Bantul berhasil meningkatkan produktivitas dari 42 ton per hektar, menjadi 70 ton per hektar, atau naik sebesar 66,67 persen.
Sementara, di Magelang produktivitas tebu turut mengalami peningkatan sebesar 41, 6 persen, dengan kapasitas produksi sebelumnya 60 ton per hektar menjadi 85 ton per hektar. Hasil positif ini menunjukkan jika produk pupuk Pupuk Kaltim dapat digunakan secara luas, pada berbagai kondisi lahan dan komoditas pertanian dengan hasil yang konsisten.
“Berbagai proyek demplot di berbagai daerah ini ditujukan untuk memacu produktivitas tanaman tebu di di banyak wilayah khususnya kawasan timur Indonesia, sekaligus wujud nyata kontribusi Pupuk Kaltim dalam mendukung keberlanjutan sektor pertanian nasional,” terang Indah.
Sebagai dukungan ke petani, Pupuk Kaltim merancang berbagai pupuknya untuk memberi daya dukung optimal pada berbagai jenis lahan dan tanaman, baik komoditas pangan maupun hortikultura. Pengembangan pupuk dengan kemampuan adaptasi tinggi, memungkinkan petani menyesuaikan pemupukan sesuai karakteristik lahan, sehingga hasil yang didapat lebih maksimal karena sesuai kebutuhan tanaman.
“Kami juga terus berinovasi mengembangkan produk yang tidak hanya mampu meningkatkan produktivitas hasil, tetapi juga mengurangi dampak lingkungan sejalan dengan prinsip pertanian berkelanjutan,” ucapnya.
Pemilik lahan demplot Sumirah Yatirin, bersyukur dan bangga atas atas hasil yang dicapai dengan penggunaan produk Pupuk Kaltim. Menurutnya penggunaan pupuk non subsidi memiliki keunggulan signifikan, termasuk dari segi biaya yang lebih efisien dengan hasil maksimal.
"Kami mendorong petani lainnya bisa menerapkan metode pemupukan seperti demplot Pupuk Kaltim, agar komoditas pertanian khususnya tebu di Gorontalo bisa lebih dipacu secara optimal,” ucap Sumirah. (Set)