Sleman, Kabar Jogja - Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPd) Daerah Istimewa Yogyakarta merilis besaran subsidi dan penyaluran pembiayaan melalui skema Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi). Setiap tahunnya besaran nominal yang disalurkan ke UMKM DIY terus meningkat.
Hal ini disampaikan Kepala Kanwil Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPd) DIY Agung Yulianto saat pemaparan capaian subsidi dan penyaluran pembiayaan yang dilakukan Pusat Investasi Pemerintah (PIP), Jumat (18/10).
Dipaparkan, sampai 15 Oktober kemarin, penyaluran KUR secara nasional menembus Rp231 triliun dari target Rp300 triliun dengan lebih dari 4 juta debitur. Untuk penyaluran pembiayaan program UMi, sebesar Rp9,4 triliun dengan jangkauan 2,2 juta debitur.
“Sejak diluncurkan, pengakses pembiayaan program KUR dan UMi didominasi sektor UMKM perdagangan, pertanian, dan jasa,” kata Agung.
Dengan subsidi bunga dipatok maksimal 6 persen untuk pembiayaan umum dan 3 persen untuk pembiayaan khusus, PIP merupakan Badan Layanan Umum (BLU) yang dibentuk Kementerian Keuangan menyalurkan subsidi bunga sampai Oktober sebesar Rp43,25 triliun untuk 11,18 juta debitur.
Program pembiayaan ini diperuntukkan untuk perorangan non bankable, sehingga menjadi jembatan pemberdayaan masyarakat dan sekarang menurut Agung sudah menjangkau 510 kabupaten/kota se-Indonesia.
Di DIY sendiri, penyaluran pembiayaan UMi tanpa jaminan, sejak 2017-2024 mencapai Rp337 miliar yang disalurkan ke 92.078 penerima. Hingga Oktober ini, UMi telah disalurkan sebesar Rp40,11 miliar kepada 9.506 debitur yang sebagian besar berasal dari Bantul.
Untuk penyaluran KUR sendiri, sejak 2014 sampai tahun ini tercatat telah disalurkan Rp37,8 triliun kepada 1,3 juta penerima. Sepanjang tahun ini, telah disalurkan Rp4,26 triliun kepada 77 ribu debitur yang didominasi pelaku usaha dari Sleman.
“Subsidi APBN untuk KUR dan UMi di DIY setiap tahun meningkat. Dimana pada 2015 disalurkan Rp10,5 triliun, kemudian di 2018 sebesar Rp18,3 triliun dan 2024 naik 200 persen tembus hingga Rp40,93 triliun,” papar Agung.
Secara keseluruhan pembiayaan UMi oleh PIP mencakup berbagai wilayah di Indonesia, dengan Pulau Jawa mencatatkan angka tertinggi sebesar Rp26,28 triliun untuk 7,06 juta debitur. Sumatera menempati posisi kedua dengan penyaluran senilai Rp10,5 triliun kepada 2,51 juta debitur, diikuti oleh Bali dan Nusa Tenggara dengan Rp2,41 triliun dan 613,9 ribu debitur.
Wilayah Sulawesi menerima Rp2,86 triliun untuk 708,3 ribu debitur, sementara Kalimantan dan Maluku-Papua masing-masing mendapatkan Rp974 miliar dan Rp173,4 miliar.
“Tidak hanya fokus pada peningkatan jumlah debitur, PIP juga memastikan penyalurannya tepat sasaran melalui pemantauan dan evaluasi berkala,” tegas Agung.
Direktur Keuangan, Umum, dan Sistem Informasi PIP Mas Soeharto menyatakan PIP akan terus berinovasi dan memperluas jangkauan program pembiayaan. Dimana sampai saat ini distribusi terbesar ke sektor perdagangan 42,7 persen, pertanian (33,2 persen), dan jasa (15,5 persen).
"Program KUR terus berperan penting dalam memperluas akses pembiayaan dan meningkatkan daya saing UMKM di seluruh Indonesia. mendorong pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja," ujarnya.
Nantinya perluasan program pembiayaan mikro, Soeharto akan disesuaikan visi PIP menjangkau yang belum tersentuh pembiayaan dimana salah satunya adalah pelaku industri kreatif. (Tio)