Bantul, Kabar Jogja – Ketua PP Muhammadiyah Haedar Nashir meminta seluruh kader Muhammadiyah untuk mengambil peran yang lebih besar di level nasional dan global namun tidak melupakan lingkungan lokal tempat dia tinggal serta berkarya. Kehadiran berbagai fasilitas pendidikan di lingkungan Muhammadiyah diharapkan dibarengi dengan pendidikan holistik.
Pernyataan ini disampaikan Haedar seusai meresmikan dua gedung asrama ‘UMY Student Dormitory’ dan ‘Djarnawi Hadikusuma’ di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada Jumat (4/10) pagi.
“Kehadiran fasilitas pendukung ini sebagai upaya Muhammadiyah menempatkan mahasiswa sebagai subyek untuk mendapatkan proses edukasi pendidikan yang lebih holistik,” kata Haedar.
Menurutnya pendidikan holistik itu sejalan dengan konsep pendidikan Indonesia yang menanamkan nilai-nilai karakter berbasis keimanan, ketakwaan dan berakhlak mulia.
Nilai-nilai karakter ini sangat penting untuk Indonesia kedepan, dimana Muhammadiyah ingin melahirkan generasi yang berpendidikan agama, Pancasila dan kebudayaan luhur.
Dengan pendidikan holistik, generasi maupun kader Muhammadiyah diharapkan cerdas, berilmu, berkeahlian dan bisa berdiaspora memerankan kehidupan di level nasional maupun global.
“Tapi tidak lupa juga berkontribusi pada level dan kehidupan lokal lingkungannya. Melanglang buana tapi tetap berpijak di bumi sendiri dan ini yang sekarang kurang dan kita akan perhatikan itu,” katanya.
Haedar menegaskan saat ini problem terberat yang dihadapi Indonesia adalah di bidang pendidikan. Dipaparkannya, indeks pembangunan sumber daya manusia (Human Development Indeks) Indonesia dan daya saingnya masih jauh di bawah tujuh negara ASEAN. Dimana tingkat kecerdasan manusia Indonesia di bawah angka 78,09.
“Kondisi ini sangat terkait dengan problem kesehatan yang masih rendah seperti stunting dan sebagaimana lainnya. Sehingga pendidikan dan kesehatan ini harus menjadi perhatian bersama dan strategis untuk Indonesia Emas,” papar Haedar.
Karenanya Muhammadiyah di kedua bidang ini sepenuhnya ingin berkontribusi. Salah satunya dengan menjadikan Daerah Istimewa Yogyakarta, pusat pendidikan dan kebudayaan, menjadi role model untuk membangun bangsa serta negara yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya bangsa.
Terkait peluncuran kedua gedung asrama UMY, Rektor Gunawan Budiyanto menyatakan ini merupakan komitmen pihaknya dalam menunjang kebutuhan fasilitas pendidikan, sekaligus menjadi komitmen universitas terhadap kesejahteraan para mahasiswanya.
“Kami ingin menawarkan tempat tinggal yang tidak hanya sekedar memiliki ruang tidur namun juga program yang mungkin tidak banyak diajarkan di ruang kelas, seperti kapasitas public speaking, kepemimpinan, kerjasama, hingga keagamaan. Ini sekaligus menjadi bentuk tanggung jawab kami untuk mempersiapkan generasi di masa depan yang memiliki kompetensi yang mumpuni,” ujar Gunawan.
Berlokasi di kompleks kampus terpadu UMY, gedung ini memiliki sekitar 580 kamar yang berfungsi sebagai asrama serta dapat menampung hingga dua penghuni per kamarnya.
UMY Student Dormitory juga memiliki beragam meeting room, ballroom hingga ruang komunal seperti coffee shop dan area komersial, menjadikan gedung setinggi 54 meter ini salah satu prasat aktivitas mahasiswa.
Sebagian dari seluruh kamar tersebut memiliki fitur khusus bagi penyandang disabilitas, sebagai bentuk perhatian terhadap lingkungan universitas yang inklusif dan mengakomodasi segala kebutuhan mahasiswanya. (Set)