Yogyakarta, Kabar Jogja – Keluar dari taman wisata air panas Guci, Tegal pada Minggu (13/10), tim ‘Media Touring 76, Wartawan Yogyakarta Pelesir ke Guci’ meneruskan perjalanan pulang melewati jalur selatan.
Ini adalah tulisan ketiga rangkaian perjalanan bermotor Yogyakarta-Tegal-Yogyakarta oleh wartawan di Forum Jurnalis Jogja (FJ2).
Menapaki kembali jalur keberangkatan Sabtu (12/10) malam, yang menanjak menembus kabut pekat di tengah hujan. Perjalanan balik ini disuguhi pemandangan indah.
Pada malam hari selama perjalanan dengan minim penerangan jalan, tim tidak mengetahui kondisi sepanjang jalan dan harus memilih berjalan menengah karena takut terperosok.
Di sepanjang terpampang pemandangan pemukiman penduduk yang asri, ladang-ladang dan perkebunan hortikultura di lereng-lereng perbukitan. Lanskap indah untuk dinikmati sejenak sambil ngopi.
Sebuah titik peristirahatan menawarkan pemandangan megahnya Gunung Slamet. Kemegahan gunung berketinggian 3.432 meter di atas permukaan laut (Mdpl) sangat indah dan menakjubkan, layak sebagai latar belakang foto bersama.
“Ini yang saya cari, foto bersama dengan latar belakang Gunung Slamet yang megah,” kata Azam S wartawan zonajogja.com, yang ditugaskan penyapu dalam rombongan.
Makan siang di Banjarnegara sambil melepas satu rekan yang memutuskan balik kampung, Latief dari vartadiy.com. Disepakati arah pulang mengambil rute Kebumen Dari sana perjalanan ke Yogyakarta ditempuh lewat jalan Selatan Daendels.
Sebelum berpisah, Latief berpesan jalur selatan berbeda dengan jalur keberangkatan atau jalur tengah. Minimnya pemukiman dan luasnya area persawahan akan menimbulkan kejenuhan.
Memasuki Kebumen, tim ‘Media Touring 76, Wartawan Yogyakarta Pelesir ke Guci’ yang berjumlah sebelas orang tiba di Waduk Sempor. Kemarau menjadikan waduk surut namun tetap bisa dinikmati sambil minum kelapa muda.
Perjalanan dilanjutkan menuju Kota Kebumen sejauh 29 Km, kemudian menuju Kecamatan Puring sejauh 37,5 Km arah selatan.
Pemandangan yang didominasi persawahan, kejenuhan melanda di perjalanan. Penulis memutuskan memacu kecepatan motor untuk memimpin di depan. Sesampainya di ibukota Kecamatan Puring, tertulis di penunjuk arah jarak ke Yogyakarta sejauh 148 Km.
Kami bersyukur karena sepanjang jalan Daendels di Puring, tepatnya dari Desa Mirit sampai Tambakmulyo sejauh 26,9 Km sudah dibetonisasi. Dilansir dari laman Pemkab Kebumen, betonisasi jalur ini baru rampung dikerjakan awal Oktober ini lewat program Jalan Mulus Ekonomi Bergerak (Jamu Seger).
Sepinya kendaraan yang lewat dan sedikitnya pemukiman, di sepanjang jalur ini kembali menghadirkan kejenuhan. Kali ini ditambah mengantuk dan bokong panas bermotor tanpa bermanuver berlebihan.
Ketika ujung terakhir betonisasi ini habis, tim dihadapkan pada aspal Jalan Daendels. Bertemu berbagai kendaraan berat dan pemotor yang sama-sama ke Yogyakarta seperti memacu adrenalin agar segera sampai di rumah.
Pukul 16.00 WIB, berangkat dari Guci pukul 10.00 WIB, tim tiba di Congot, Temon, Kulon Progo. Tim berhenti sejenak untuk berpisah jalan. Anggota tim dari Sleman dan Kota Yogyakarta mengambil jalan Wates. Sedangkan anggota dari Bantul menuju Brosot.
“Keseluruhan, perjalanan menyenangkan dan tentu saja kelelahan karena kurang dari 24 jam bermotor Yogyakarta-Tegal pulang pergi. Jika ditotalkan tim menempuh jarak 450 Km,” kata pimpinan rombongan Sugiarto.
Menurutnya catatan penting dari perjalanan ‘Media Touring 76, Wartawan Yogyakarta Pelesir ke Guci’ adalah kesiapan personal terkait kondisi kendaraan, agar siap menempuh perjalanan panjang.
Touring FJ2 ke Guci merupakan agenda penting tahun ini dan berhasil diwujudkan atas dukungan Djarum 76, Telkomsel, Indofood, Gee Batik, Eiger, hingga Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Yogyakarta, juga Gulala Azana Hotel & Resort Guci Tegal. (Tio)