-->
  • Jelajahi

    Copyright © KabarJogja.ID - Kabar Terkini Yogyakarta
    Best Viral Premium Blogger Templates

    Iklan

    Bersama 50 Mahasiswa Lima Negara, UII Gagas ‘Learning from Mangunwijaya’

    01/08/24, 16:53 WIB Last Updated 2024-08-01T09:53:58Z


    Yogyakarta, Kabar Jogja – Mendapatkan dukungan penuh Kedubes Jerman, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta menggelar pameran berbagai karya replikasi arsitek Yusuf Bilyarta (Y.B.) Mangunwijaya. Berlangsung di Langgeng Art Foundation, Yogyakarta pameran berlangsung 31 Juli sampai 18 Agustus.

    Melalui program ‘Learning from Mangunwijaya’, Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UII Yogyakarta mengajak sebanyak 50 mahasiswa dari tujuh universitas lima negara yaitu India, Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand.

    “Proyek ‘Learning from Mangunwijaya’ bertujuan mengkaji dampak gagasan-gagasan Mangunwijaya terhadap generasi arsitek Indonesia saat ini dan relevansinya dengan perkembangan kontemporer di wilayah tersebut,” kata Rektor UII Fathul Wahid, Kamis (1/8).

    Melalui lokakarya mahasiswa, pameran di Yogyakarta, film dokumenter, dan simposium online. Proyek ini merefleksikan karya Mangunwijaya dan menunjukkan relevansinya dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan kontemporer serta menawarkan solusi terhadap permasalahan masa kini.

    Secara khusus, Fathul melihat kerjasama dengan mahasiswa lima negara, pemerintah Jerman dan kurator dari Encounters with Southeast Asian Modernism (SEAM). Akademisi  jurusan arsitektur UII mampu melihat karya-karya arsitek Mangunwijaya dari mata lain yang berbeda lintas budaya dan pemahaman.

    “Ini juga merupakan konsisten kami terus menguatkan dampak di tingkat global melalui kemitraan. Hingga 2024, UII telah merajut kemitraan dengan ratusan instansi pemerintah, lembaga, dan perguruan tinggi yang terjalin di 32 negara, termasuk salah satunya di Jerman,” tegas Fathul.

    Dimana kemitraan UII dengan Jerman terjalin melalui program mobilitas internasional dosen dan mahasiswa, riset bersama, publikasi ilmiah, dan kerja sama kelembagaan dengan perguruan tinggi.

    Mewakili SEAM, Sally Below menyebut sosok Mangunwijaya adalah arsitek dan  pendeta Katolik yang menjadi pelopor dalam arsitektur kolaboratif dan berkelanjutan yang merespons secara khusus kebutuhan lingkungan lokal.

    “Arsitektur Mangunwijaya mencerminkan pendekatan kesadaran sosial dengan warisan arsitektur yang tak terpisahkan dari komitmennya terhadap kebaikan bersama,” ucapnya.

    Sepulang dari studi di Jerman, Mangunwijaya merancang sekitar 80 bangunan, proyek perkotaan, dan bangunan lainnya antara tahun 1967 dan 1998. Dimana salah satu yang paling mendapatkan perhatian adalah proyek pembangunan kembali Sungai Kali Code, Kota Yogyakarta.

    Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Ina Lepel menyatakan proyek tahun ini merupakan kelanjutan dari proyek ‘Dipl.-Ing. Arsitek: Arsitek Indonesia lulusan Jerman 1960-an yang berlangsung di Jakarta pada 2022 dan 2023.

    “Diharapkan kemitraan dengan UII akan menguatkan kolaborasi akademik maupun pertukaran budaya dan bahasa yang sudah berjalan. Termasuk meningkatnya jumlah mobilitas internasional, baik oleh dosen maupun mahasiswa UII dengan institusi di Jerman,” tutupnya. (Tio)

    Komentar

    Tampilkan

    Terkini

    close