Bantul, Kabar Jogja – Polres Bantul terus melakukan inovasi. Usai menjadi percontohan nasional uji praktek SIM, Polres Bantul menjadikan gedung ruang Satuan Penyelenggara Administrasi (Sarpras) sebagai ruang pameran bagi 78 karya.
Bertema ‘Bentang Harmoni’, pameran yang dibuka Kapolda Irjen Suwondo Nainggolan pada Sabtu (6/7) malam bakal berlangsung hingga Rabu (11/7) dan terbuka untuk umum.
Kapolres Bantul, AKBP Michael R. Risakotta menjelaskan tema Bentang Harmoni dalam pameran ini melambangkan dua konsep utama. Bentang yang mencerminkan partisipasi anggota kepolisian Indonesia dalam berkesenian.
“Dan Harmoni, menggambarkan keselarasan antara elemen-elemen masyarakat dan seniman. Pameran ini bukti nyata dari kerja keras dan kolaborasi yang kuat,” ucapnya usai mendampingi Kapolda berkeliling ruang pameran.
Berbagai karya lukis dan instalasi ini dipamerkan mulai dari lantai satu sampai dua gedung pembuatan SIM. 78 karya seniman yang dipajang berasal dari 20 perupa, 20 mahasiswa, 20 seniman yang berprofesi pembuat souvenir dan 18 anggota polisi dari seluruh Indonesia.
Kapolda Irjen Suwondo menegaskan tujuan utama dari pameran ini adalah upaya mendekatkan Polri ke masyarakat dan memberi ruang kepada seniman memamerkan karyanya.
“Pameran sebagai upaya mengundang seniman dan masyarakat untuk lebih mengenal lebih dalam polisi mereka. Sehingga tidak memunculkan rasa takut ketika ke kantor polisi,” jelasnya.
Diluar ekspektasi keterlibatan berbagai seniman dalam pameran ini, Kapolda mengapresiasi seluruh orang yang terlibat di ajang ini.
Menurutnya, Pameran ‘Bentang Harmoni’ diharapkan membangun toleransi pikiran antara polisi dan masyarakat yang saling tahu. Dimana sebut Kapolda, dengan saling bertemu masyarakat mengerti apa yang polisi pikirkan dan polisi mengerti apa yang dipikirkan masyarakat.
“Kami juga ingin memberikan warna pada ruang pembuatan SIM, agar pengunjung tidak bosan menunggu,” katanya.
Kurator Arsita Pinandita mengatakan pameran ini menghilangkan batasan antara profesi dan komunitas seni, serta menunjukkan kreativitas adalah milik semua orang.
“Polisi tidak hanya berperan sebagai penegak hukum tetapi juga sebagai individu yang memiliki sisi estetis. Melalui karya seni, kita dapat melihat perspektif yang berbeda tentang kehidupan, tugas negara, dan hubungan sosial,” terangnya. (Tio)