Bantul, Kabar Jogja – Desa Srigading, Kecamatan Sanden, Bantul terus berbenah dalam mengembangkan obyek wisata. Setelah pengembangan pesisir selatan lewat program ‘Desa Maritim’, tahun ini kegiatan dilanjutkan lewat program ‘Desa Mandiri Budaya’.
Kawasan ‘Laguna Pengklik’ yang berada di sisi timur Pantai Samas menjadi kawasan vital pengembangan wisata budaya dan wisata minat yaitu menyusuri hulu Sungai Winongo dengan kano.
Lurah Srigading, Prabawa Suganda, kepada wartawan Rabu (10/7) menyatakan selama tiga tahun terakhir pihaknya mendapatkan Bantuan Keuangan Khusus (BKK) Dana Keistimewaan (Danais) Pemda Yogyakarta.
“Di tahun pertama kita mendapatkan alokasi Rp750 juta yang difokuskan untuk penanaman 9.000 batang mangrove di Laguna Pengklik dan berhasil tumbuh subur. Program senilai Rp200 jutaan dikelola kelompok muda-mudi Tegalrejo-Tegalsari,” katanya.
Kemudian, masih dalam program ‘Desa Maritim’, di 2023 Desa Srigading memperoleh dana hibah lagi dari Pemda Yogyakarta sebesar Rp700 jutaan. Sebagian besar dana ini kemudian disalurkan ke berbagai desa-desa wisata seperti Banjoe Adji, Celebung Kali dan Laguna Pengklik yang diwujudkan pembelian kano.
Di Laguna Pengklik sendiri, saat ini sudah beroperasi wisata minat susur sungai menggunakan kano. Dikelola kelompok Dewi Lambudi Rejosari, terdapat sembilan kano dimana delapan merupakan hibah Danais senilai Rp100 jutaan.
“Tahun ini, kita mendapatkan dana hibah melalui program Desa Mandiri Budaya senilai Rp1 miliar. Oleh Paniradya, penggunaan dana ini difokuskan pada investasi pembangunan SDM dan sarana fisik,” ucap Prabawa.
Sebagai kawasan satu-satunya yang potensial dikembangkan, Laguna Pengklik kembali mendapatkan alokasi anggaran senilai Rp400 juta yang diperuntukan untuk pelatihan dan pengadaan sarana pendukung.
Diceritakan Prabawa, kawasan Laguna Pengklik membutuhkan perawatan tambahan untuk gedung dan berbagai fasilitas karena sempat dibiarkan terbengkalai. Kedepan, kelompok remaja Tegalrejo-Tegalsari berencana menjadikan kawasan ini pusat kuliner.
“Kita juga akan menambah keberadaan gazebo untuk sisi utara dan timur. Saat ini baru satu yang terwujud,” jelasnya.
Ketua Dewi Lambudi Rejo Sari, Rizal Archa Madhani menjelaskan wisata minat khusus ini sengaja dihidupkan untuk menjadi daya tarik tambahan pada Laguna Pengklik yang selama ini belum dilirik wisatawan.
“Untuk Senin-Jumat, peminat memesan dulu. Sabtu-Minggu kami buka dari pagi sampai sore. Tarif yang dikenakan sebesar Rp30-50 ribu per jam untuk jenis kano yang berbeda,” katanya.
Rizal menjamin keselamatan pengguna karena pemandu wisata telah mendapatkan pelatihan keselamatan dari anggota SAR dan TNI AL. Selain itu, pengelola juga membekali kepada para wisatawan dengan perlengkapan standar, seperti pelampung dan helm untuk keselamatan.
Dipaparkannya, pengguna bisa menyusuri hilir Sungai Winongo sepanjang 500 meter. Sejak dibuka beberapa bulan lalu, Rizal mengakui pengunjung di akhir pekan yang rata-rata 5-6 orang per hari masih kalah jumlahnya dengan pemesan yang datang saat hari kerja. (Tio)