Yogyakarta, Kabar Jogja – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabtu (8/6) sore merilis hasil survei mengenai Pilkada Serentak 2024 dan tingkat popularitas bakal calon yang mendaftar lewat Partai Pohon Beringin.
Survei yang dilaksanakan oleh DPD empat kabupaten/satu kota pada awal Mei lalu dengan menjadikan generasi milenial, generasi Z, generasi X dan Baby Boomer sebagai respondennya.
“Dimana 61 persen koresponden akan menentukan pilihan di masa kampanye dengan Bupati Sunaryanta meraih angka popularitas sebanyak 71 persen. Bupati Sunaryanta layak dan tertinggi,” kata Ketua DPD Golkar Gunungkidul, Heri Nugroho di Kantor DPD Golkar DI Yogyakarta.
Heri menyatakan survei ini merupakan langkah awal dan sebagai pijakan untuk mengetahui keinginan rakyat. Hasilnya memang warga Gunungkidul masih menginginkan Sunaryata menjadi pemimpin daerah lagi.
“57,5 persen responden menyatakan Sunaryanta layak menjadi Bupati,” ucapnya.
Hasil ini merupakan jawaban atas pertanyaan melanjutkan atau perubahan dalam survei. Warga Gunungkidul menginginkan melanjutkan. berikutnya karena berbagai program yang dijalankan selama memimpin layak dilanjutkan.
Hal yang sama juga diperoleh dari survei DPD Golkar Bantul yang menempatkan Bupati Abdul Halim Muslih sebagai tokoh yang meraih popularitas dan elektabilitas paling tinggi dengan angka persentase mencapai 75,2 persen.
Bupati Halim mengungguli tujuh nama lainnya yang sebelumnya mendaftarkan diri untuk bertarung di Pilkada Serentak lewat Partai Golkar.
Di Sleman, nama Harda Kiswaya memperoleh popularitas tertinggi sebesar 22,3 persen. Di Kota Yogyakarta terdapat tiga nama yang mendapatkan popularitas yaitu mantan anggota DPD Afnan Hadikusumo (27,1 persen), Wakil Walikota 2017-2022 Heroe Poerwadi (20,6 persen) dan Kepala Dinas Pariwisata Yogyakarta Singgih Raharjo (7,5 persen).
Sedangkan Kulonprogo, Ketua DPD Golkar Lilik Syaiful Ahmad mendapatkan nilai popularitas tertinggi dibanding bakal calon lainnya.
Namun dari keseluruhan, survei ini juga memperlihatkan ternyata masih banyak masyarakat yang belum mengetahui akan adanya gelaran Pilkada Serentak pada 27 November nanti serta siapa-siapa bakal calon yang akan bersaing.
Didapatkan di Sleman terdapat sebanyak 47 persen belum mengetahui akan pelaksanaan Pilkada Serentak pada 27 November nanti. Di Kota Yogyakarta, sebanyak 51 persen, Bantul (58 persen), dan Kulonprogo (60 persen).
Lantas di Sleman juga memiliki 72 persen responden yang tidak tahu siapa saja calon bakal Bupati/Wakil Bupati yang maju, Kota Yogyakarta paling besar dengan 84 persen koresponden, Bantul 78 persen dan Kulonprogo 58 persen.
Ketua DPD Golkar Kulonprogo Lilik Syaiful Ahmad menyatakan temuan besarnya masyarakat yang belum tahu akan gelaran Pilkada Serentak akan menjadi tantangan bagi partai politik untuk terus memberikan pemahaman.
“Masyarakat harus terus diberi pemahaman bahwa mekanisme politik itu harus terus dijalankan. Tidak ada kebijakan pembangunan tanpa kebijakan politik. Dan untuk itu Golkar menang dan masyarakat akan lebih percaya pada mekanisme pemerintahan,” katanya.
Ketua DPD Golkar DI Yogyakarta Gandung Pardiman menyatakan hasil survey inilah bukanlah proses penentuan arah partainya dalam Pilkada Serentak nanti.
“Namun setidaknya kita mengambil langkah-langkah yang tepat dalam rangka memenangkan jago-jago yang memiliki elektabilitas dan popularitas tertinggi di survey,” ucapnya. (Tio)