Yogyakarta, Kabar Jogja – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bantul mendorong kreativitas pelaku usaha industri kreatif melalui berbagai pameran. Salah satunya pameran ‘Gelar Produk Industri Kreatif’ yang berlangsung mulai 7-9 Juni di Atrium Plaza Malioboro Yogyakarta.
Ketua Dekranasda Bantul, Emi Masruroh Abdul Halim mengatakan pameran ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan bersama Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan.
“Tiga hari kedepan, para pelaku industri kreatif dari 17 kecamatan di Bantul akan memamerkan produk-produk unggulan untuk lebih dikenal masyarakat luas. Kami memberi kesempatan dua pelaku industri kreatif per kecamatan memajang produknya,” kata Emi, Jumat (7/6) sore.
Mengambil tema ‘Gerabah Kasongan’, Emi menyatakan Dekranasda Bantul terus mendorong pelaku industri kreatif untuk terus berinovasi dan memberikan suatu nilai unik yang menjadi pembeda dengan produk daerah lain.
Dirinya mencontohkan dengan keunikan dan kualitas yang dimilikinya, produk-produk gerabah Kasongan telah mendapatkan pengakuan dan sertifikasi Indikasi Geografi (IG) dan ini menjadi pembeda.
“Melalui pameran ini, kami berharap mampu dimanfaatkan oleh pelaku usaha industri kreatif Bantul untuk lebih mengembangkan produk kreatifnya,” lanjut Emi.
Wakil Ketua Harian Dekranasda DIY, Tazbir Abdullah, mengapresiasi inisiatif yang dilakukan Dekranasda Bantul dan mendorong mempersering ajang pameran untuk meningkatkan produk-produk pelaku industri kreatif.
“Konsistensi untuk tampil setiap tahun itu penting, karena pameran akan menjadi media promosi inovasi baru kepada banyak orang. Ini juga menjadi ajang pelaku usaha kreatif untuk bercerita mengenai produknya,” katanya.
Dengan banyaknya pameran yang diikuti pelaku industri kreatif, Tazbir memastikan produk lokal akan dipresentasikan dengan lebih baik sehingga mampu membuka pasar baru. Keberadaan pasar baru yang langsung dilayani pelaku industri kreatif akan sangat lebih menguntungkan dibandingkan dengan titip jual.
“Semakin produknya dikenal luas, maka peluang akan pasar dan pembeli baru akan semakin terbuka dan itu artinya memperbesar serapan produk,” ucapnya.
Bupati Abdul Halim Muslih menyatakan meski tidak memiliki sumber daya alam pendukung industri kreatif. Namun nyatanya pelaku industri kreatif mampu berinovasi dan menghasilkan produk yang unik.
“Kreatifitas itu akan selalu muncul dan dilakukan oleh mereka yang terbuka serta suka bergaul. Mereka inilah yang selalu mengamati selera pasar sehingga produknya bisa menjadi trend center di pasar,” jelasnya.
Meski tidak memiliki bahan baku, Bupati Halim mengapresiasi pelaku industri kreatif karena mampu terus menghidupkan perekonomian Bantul sehingga menjadi penyumbang pendapatan daerah.
“Semisal rotan, kita mendatangkannya dari Sulawesi. Dengan kreativitas di kepalanya, pelaku industri kreatif Bantul mampu menjadikan produk yang unik dan memiliki nilai jual tinggi,” katanya. (Tio)
