Bantul, Kabar Jogja - Katib Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Hilmy Muhammad, meminta pengurus memperkuat sinergi dan bukannya bukan malah saling bersaing. Ini dimaksudkan agar pengurus lebih profesional dalam menciptakan ekosistem untuk menghidupi dan menggerakkan badan-badan otonom (Banom) NU.
Hal ini ditekankan Hilmy saat membuka Konferensi Majelis Wakil Cabang (MWC) Banguntapan, Bantul pada Minggu (26/5).
“Pengurus NU tidak hanya melestarikan tradisi maupun amalan yang selama ini sudah berjalan dengan baik. Mereka diharapkan lebih profesional dan menciptakan ekosistem untuk menghidupi dan menggerakkan elemen-elemennya seperti Ansor, Muslimat, maupun Fatayat,” katanya dalam rilis.
NU, disebut Hilmy, sekarang bukan lagi organisasi paguyuban, tapi sudah harus jadi patembayan atau organisasi impersonal karena telah memiliki perangkat yang utuh, baik dari legal formal maupun strukturnya.
“Jadi NU harus menciptakan ekosistem. Ini perlu menjadi pertimbangan ke depan," kata calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Yogyakarta.
Bagi pengurus MWC NU Banguntapan, Hilmy menyatakan sebagai kawasan penyangga yang strategis di Bantul, mereka harus menjadi benteng. Terutama dari penetrasi berbagai media serta kehadiran banyaknya minimarket toko-toko retail yang memberi dampak langsung.
“Kecamatan Banguntapan sebagai penyangga, didominasi anak-anak muda, yang bahkan sudah tidak ada yang mau jadi petani. Di sini pentingnya pengurus NU Banguntapan untuk melibatkan mereka dalam lembaga-lembaga bentukannya," imbuhnya.
Usai pelantikan, pengurus diminta terus memperkuat sinergi dan merampingkan kepengurusan karena yang sekarang ini terpenting adalah program dan perannya.
"Kami harapkan sinergi pengurus dengan banom diperkuat, bukan malah saling bersaing. Dan tidak perlu pengurus terlalu banyak, tetapi lebih mementingkan program-program dan perannya di masyarakat. Terlebih untuk lembaga-lembaga, dioptimalkan agar menjadi ujung tombak pengurus," kata Hilmy.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyatakan jajarannya saat ini menghadapi berbagai permasalahan. Terlebih pada masa transisi ini, banyak hal yang harus segera diselesaikan.
"Di antara permasalahan kita hari ini adalah kemiskinan, kriminalitas, judi online, lingkungan dan sebagainya. Untuk masalah lingkungan, banyak yang menjadikan jalan-jalan sebagai tempat sampah, dan setelah ditangkap tangan, 96 persen ternyata bukan warga Bantul," ujarnya.
Bupati Halim menyampaikan masalah-masalah tersebut adalah tanggung jawab bersama dan tidak mungkin diselesaikan oleh pemerintah sendiri. Kepengurusan NU Banguntapan diminta membantu pemerintah untuk mengatasinya.
"Masalah-masalah ini tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah sendiri, oleh sebab itu, kami berharap pengurus MWC NU Banguntapan bisa bersinergi dengan pemerintah untuk mengatasinya," pungkasnya.
Konferensi tersebut menghasilkan duet KH. Muhammad Jamil sebagai Rois Syuriah dan Muhammadun, sebagai Ketua Tanfidziyah untuk masa khidmat 2024-2029. (Tio)