Kulon Progo, Kabar Jogja – Forum Perempuan Kulon Progo menyayangkan nihilnya tokoh perempuan dalam bursa Calon Bupati-Calon Wakil Bupati Kulon Progo di Pemilihan Kepala Daerah, November 2024 mendatang. Ketiadaan tokoh perempuan ini ditengarai karena masih kuatnya kultur patriarkis dalam tradisi politik lokal Kulon Progo.
“Kondisi ini sangat menyedihkan. Tak ada satupun tokoh perempuan yang masuk dalam radar partai politik Kulon Progo,” kata koordinator Forum Perempuan Kulon Progo, Reren Indranila.
Nihilnya tokoh perempuan dalam dinamika politik lokal Kulon Progo itu setidaknya terlihat dari tidak adanya reklame berupa baliho, spanduk ataupun rontek yang menampilkan figur perempuan sebagai cabup cawabup.
“Tokoh yang declare hendak maju dalam Pilkada setidaknya terlihat dari reklame yang sudah dipasang di ruang ruang publik. Tak ada satupun tokoh perempuan. Semuanya laki laki,” sambung Reren yang berprofesi sebagai jurnalis ini.
Padahal, ujar Reren, banyak figur perempuan dengan berbagai latar belakang yang secara kapasitas mumpuni serta rekam jejak aktivitas panjang yang berpotensi bisa meraih kemenangan apabila maju sebagai cabup cawabup di Pilkada, november mendatang.
Di bidang politik misalnya, ada Akhid Nuryati dan Ika Damayanti Fatma Negara. Keduanya lolos menjadi anggota DPRD Provinsi DIY periode 2024-2029. Akhid bahkan dua periode menjadi ketua DPRD Kulon Progo. Sedangkan Ika Damayanti Fatma Negara adalah salah satu caleg dengan suara terbanyak di pemilu legislatif lalu. “Keduanya juga punya jabatan penting di partainya masing masing,” jelas Reren.
Di beberapa titik perkotaan baliho Akhid sudah banyak terpajang. Namun dengan kapasitas sebagai Ketua DPRD. Bukan bakal cabup atau cawabup. “Sudah punya modal popularitas. Ini momentum baginya apabila mau bertarung di konstelasi kepala daerah Kulon Progo,” kata Reren lagi.
Di bidang Pendidikan, ada nama Aprilia Tina Lidyasari. Perempuan bergelar Doktor asal Pengasih ini adalah Dosen jurusan Perguruan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Yogyakarta. Kiprahnya di bidang Pendidikan cukup mentereng. “Popularitas masih perlu didongkrak. Namun ia punya modal ketokohan sebagai Guru yang mana scoup pemilih cukup besar di Kulon Progo,” sambung Reren.
Selain nama nama di atas, masih ada nama nama lain yang cukup punya peluang menang. Pada bidang hukum, ada nama Nunuk Setyowati yang merupakan Kepala Kepolisian Resort Kulon Progo. Polisi Wanita berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) itu menjabat sejak Maret 2023. “Dia cukup berhasil menjaga kondusifitas Kulon Progo,” kata Reren.
Di bidang Kesehatan, ada nama Dwikisworo Setyowireni yang merupakan dokter Spesialis Anak. Selain menjadi dokter, istri Hasto Wardoyo itu juga mengembangkan beberapa sekolah kejurusan kesehatan di Kulon Progo.
Reren berharap muncul nama nama lain selain yang ia sebutkan. Agar nantinya politik lokal kKulon Progo lebih berwarna dan tidak melulu didominasi kaum laki laki. “Sejak berdiri tahun 1951 Kulon Progo belum pernah mempunyai Bupati perempuan. Ini saatnya perempuan memimpin,” pungkas Reren. (*)