Bantul, Kabar Jogja – Dinas Kesehatan Bantul mencatat jumlah kasus serangan Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga Mei tahun ini setara dengan jumlah kasus pada 2023 keseluruhan.
Dinkes Bantul mengingatkan dan mengajak masyarakat untuk tetap melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan pola hidup sehat dan bersih.
Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiantoro, saat dihubungi Rabu (15/5) menyatakan hingga Mei ini tercatat 130-an kasus yang tersebar kecamatan Pleret dan Imogiri.
Jumlah ini setara dengan total kasus yang tercatat sepanjang 2023 yaitu 130-an kasus.
“Di kecamatan Pleret ada sebanyak 36 kasus, kemudian Imogiri 27 kasus. Atas tindak lanjut laporan ini, kami melakukan fogging untuk membunuh nyamuk pembawa DBD,” katanya.
Munculnya peningkatkan kasus DBD di Bantul empat bulan terakhir menurut Agus disebabkan dipengaruhi oleh faktor cuaca ekstrim yaitu perubahan cuaca yang cepat. Dari panas terik kemudian ke hujan yang ekstrim.
"Perubahan-perubahan cuaca dari panas terik kemudian ke hujan juga sangat drastis dan ekstrem ini mungkin berpengaruh terhadap perkembangbiakan nyamuk yang ada," katanya.
Intensitas hujan yang tinggi ini memungkinkan munculnya genangan-genangan di banyak tempat yang kemudian berpotensi menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes Aegypti.
Kondisi inilah yang disinyalir menyebabkan awal tahun 2024 cukup banyak ditemukan kasus DBD di Bantul. (Tio)