Yogyakarta, Kabar Jogja - Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga bersama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkaji peluang dana publik untuk penanganan bencana.
Paradigma inilah yang diusung dalam gelaran networking roundtable bertema ‘Strategi Baru Pembiayaan Risiko Bencana: Mengurangi Beban Dana Publik dan Meningkatkan Peran Swasta dan Masyarakat’, yang digelar Fishum UIN Suka, Selasa (6/5).
Dekan Fishum UIN Suka, Moch Sodik memaparkan pelibatan dana publik, baik dari perusahaan swasta maupun perorangan akan sangat membantu meringankan beban pemerintah saat menanggapi bencana.
"Diskusi ini bertujuan memberi pengayaan resiko bencana dan membentuk cetak biru paradigma penanganan bencana yang bergeser pada penggunaan dana swasta dan masyarakat," katanya.
Pelibatan dana publik ini menurut Sodik diperlukan karena kemampuan pemerintah sangat sedikit bahkan terbatas.
"Bencana merupakan persoalan bangsa dan tidak mungkin ditunda-tunda, sehingga harus diselesaikan bersama. Keterlibatan masyarakat dan swasta kita dorong dan terus kita kuatkan,” lanjutnya.
Kepala Organisasi Riset Tata Kelola Pemerintahan, Ekonomi, dan Kesejahteraan Masyarakat BRIN, Agus Eko Nugroho, menyebut diskusi ini merupakan bagian membangun jejaring penanggulangan resiko bencana yang semakin membesar.
“Spesifikasinya adalah bagaimana kita membangun kolaborasi antara pemerintah, pemda, swasta, lembaga keuangan, masyarakat umum maupun filantropi untuk bersama memikirkan sebaiknya resiko bencana dari sisi pembiayaan,” jelasnya.
Sebagai negara yang dikenal ‘supermarket bencana’, penangganan bencana masih membutuhkan skema pembiayaan dari berbagai stakeholder. Sehingga sepenuhnya tak lagi bergantung pada negara.
“Di sinilah peran penting perguruan tinggi dalam meyakinkan swasta maupun masyarakat dengan menyediakan data dari riset yang bagus dan dijamin secara hukum. Tak hanya itu, pelibatan swasta dan masyarakat harus didukung peraturan yang transparan sehingga mendapatkan kepastian resiko,” jelas Agus.
BRIN sendiri akan menjadikan diskusi ini sebagai agenda tahunan dengan melibatkan perguruan tinggi di banyak daerah. (Tio)