Bantul, Kabar Jogja – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir berharap pasca berakhirnya konstelasi politik, para tokoh nasional tetap menjaga silaturahmi demi menjaga kesatuan bangsa. Silaturahmi bukan hanya jembatan membangun relasi, namun sumber kekuatan membangun rohani dan intelektual.
Hal ini disampaikan Haedar berbicara di Silaturahmi Idul Fitri 1445 H Keluarga Besar Muhammadiyah di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Minggu (28/4).
“Muhammadiyah ingin silaturahmi menjadi jembatan, membangun lagi relasi sosial kita antar bangsa, umat termasuk pilihan politik yang berbeda. Jangan sampai perbedaan politik itu masuk ke hati, jiwa, rasa yang merusak hubungan antar kita,” katanya.
Menjadi manusia yang sehari-hari berhubungan secara secara normal, wajar dan baik. Jangan sampai pilihan politik yang melalui media sosial dipanas-panasi kemudian meretakkan hubungan tersebut.
Dimana ketika ketika hubungan sosial memburuk karena pilihan politik maka muncul ujaran kebencian, ketidaksukaan, serta saling merendahkan anta manusia.
“Mari kita akhiri, kita cairkan kembali dan umat Islam yang mayoritas apapun pilihan politiknya harus menjadi contoh melakukan usaha memperbaiki, merajut kembali silaturahmi politik sosial kita yang mungkin retak,” tegasnya.
Haedar memaparkan silaturahmi merupakan kebudayaan asli Indonesia yang memiliki tujuan memelihara ekosistem sosial budaya yang kaya. Indonesia memiliki keberagaman budaya yang menghasilkan panorama keagamaan yang memukau.
Perbedaan preferensi politik saat Pemilu sebagai hal yang wajar di kalangan masyarakat termasuk di Muhammadiyah, dan agenda silaturahmi ini dianggap menjadi momentum untuk melupakan hal tersebut serta terus berproses ke depan. Haedar berharap agar setelah ini dapat tercipta hubungan yang semakin baik antar sesama. (Tio)