Yogyakarta, Kabar Jogja – Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM), Bagas Puji Laksono, meminta segmentasi yang semakin membesar di Pemilu 2024 jangan sampai memecahkan kesatuan bangsa. Pilpres dan Pileg hanya sarana untuk melanjutkan kepemimpinan nasional.
“Gejala fragmentasi masyarakat karena perbedaan dukungan paslon Capres Cawapres semakin menguat. Perbedaan dan saling serang opini yang terjadi di media sosial, menjadi potensi perpecahan yang mengarah konflik sesama anak bangsa,” kata Bagas dalam rilis tertulis, Minggu (28/1).
Ditegaskannya, keutuhan bangsa dan negara jauh lebih penting dibandingkan dengan ego kepentingan untuk memperoleh kekuasaan.
Ia mengungkapkan Pilpres Pileg adalah sarana untuk meneruskan kepemimpinan nasional dan ujungnya adalah keutuhan bangsa dan negara. Sehingga dirinya mengingatkan pada semua elemen bangsa untuk mengendalikan diri bahwa utamanya dari semua proses ini adalah keutuhan bangsa dan negara.
“Pemilu damai, Kamtibmas kondusif, tidak ada konflik serius di akar rumput, itu harus diupayakan oleh semua pihak,” katanya.
Bukan hanya para elit politik tapi juga budayawan, seniman, maupun akademisi. semua harus bersatu padu dengan sebuah kesadaran Pilpres Pileg hanya sarana melanjutkan kepemimpinan nasional.
"Yang paling utama adalah keutuhan bangsa dan negara. Ketertiban di masyarakat, kenyamanan semua warga dalam menyelenggarakan Pileg yang Pilpres. Tidak ada alasan untuk pecah sesama anak bangsa hanya gara-gara Pileg dan Pilpres," tegasnya.
Dia mengingatkan semua pihak, termasuk elit politik di Jakarta untuk sadar Pileg dan Pilpres itu tidak ada istimewanya karena hanya meneruskan kepemimpinan nasional dan itu adalah proses demokrasi yang natural dan harus terus terjadi.
Jangan kemudian memunculkan hal-hal yang kontraproduktif termasuk pemakzulan Presiden. Ini sangat kontraproduktif bagi keutuhan bangsa dan negara, bisa-bisa mengganggu jalannya Pileg dan Pilpres.
“Biarkan Presiden Jokowi selesai di akhir masa jabatannya kemudian berganti secara alamiah dari pemenang Pilpres 2024,"ungkapnya.
Menurutnya, ketertiban di masyarakat, berlangsungnya proses ekonomi yang wajar tanpa halangan itu adalah hal lebih utama dibandingkan hiruk-pikuk Pilpres dan Pileg dalam sudut tertentu bisa sangat kontraproduktif. (Tio)