Yogyakarta, Kabar Jogja – Melalui Dinas Perhubungan, Pemda Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan Becak kayuh listrik atau disebut becak kayuh bertenaga alternatif ( Berkreatif ), Sabtu (23/12). Dijadwalkan sebanyak 50 unit akan diujicobakan pada Februari tahun depan sebagai bagian dari penataan sumbu filosofi Malioboro.
Becak kayuh listrik diluncurkan sebagai ganti becak konvensional maupun becak motor (Bentor). Dikembangkan empat tahun terakhir, pembuatan prototype becak kayuh tenaga penguat alternatif pada 2022 di uji pada awal 2023.
Di tahap pertama pengadaan becak kayuh listrik sebanyak 50 unit, dan secara bertahap bertambah hingga 800 unit.
Diproduksi oleh PT Juara Bike, becak kayuh listrik ini mengusung baterai lithium dengan daya hidup hingga mencapai 1.000 putaran kaki dan daya pengisian dari nol persen 4-5 jam. Direncanakan nantinya stasiun pengisian dan pertukaran baterai di beberapa titik, salah satunya di Jalan Ketandan.
Kepala Dinas Perhubungan DIY, Ni Made Dwi Panti Indrayanti, keberadaan becak kayuh listrik yang menjadi bagian dari penataan sumbu filosofi sebagai upaya mengurangi polusi udara yang bersumber dari Bentor.
Bentor yang banyak beroperasi di Malioboro melanggar UU 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan.
“Penataan transportasi di kawasan sumbu filosofi meliputi penerapan semi pedestrian, penerapan sistem goratory dan penataan moda transportasi tradisional yang terdiri dari becak dan andong,” jelasnya.
Wakil Ketua DPRD DIY, Huda Tri Yudiana, berharap becak kayuh listrik harus dibarengi kerjasama dengan hotel-hotel untuk mengubah pengetahuan pengemudi becak pada pembinaan bahasa dan sikap.
“Upaya ini dilakukan agar pengemudi becak naik kelas sehingga bisa sukses menjadi icon baru wisata di Yogyakarta,” terangnya.
Setelah peluncuran, Pemda juga membagikan akta pendirian koperasi becak listrik.
“Guna mendukung dan mensukseskan keberlangsungan konversi becak motor menjadi becak listrik didirikan koperasi becak. Ini bagus menurut saya,” papar Huda.
Sementara Dewan Penasehat dan Perlindungan Paguyuban Tukang Becak, Brotoseno, mengakui konsep becak kayuh listrik mengadaptasi idenya mengenai becak yang tidak lagi mengandalkan kayuh sebagai tenaga penggeraknya.
“Keberadaan becak yang tak lagi mengandalkan kayuh sebagai pengeraknya sebagai upaya menghargai kemanusiaan. Banyak pengemudi becak kayuh dibayar murah atas tenaganya,” katanya.
Lewat koperasi yang sudah terbentuk Paguyuban Becak Motor Yogyakarta (PBMY), nantinya pengemudi bisa mengoperasikan becak kayuh listrik itu dengan sistem sewa murah. Sedangkan tarif di awal dibebaskan biar ada proses tawar menawar antara penumpang dengan pengemudi.
“Kalau saya kemarin mengusulkan ke legislatif, kalau bisa unit becak kayuh listrik ini disesuaikan dengan jumlah pengemudi becak agar mereka meningkat kesejahteraan. Ada 1.700 pengemudi Bentor dan 1.500 pengemudi becak kayuh. Total sekitar 3.500 unit yang dibutuhkan,” katanya.
Ketua Satgas PBMY Heru Santoso menegaskan, sebelum semua pengemudi becak di Malioboro mendapatkan unit becak kayuh listrik. Maka Pemda DIY maupun kepolisian diminta tidak melakukan razia terhadap Bentor. (Tio)