Kabar Jogja – Komisi Perkembangan Sosial Ekonomi Konfrensi Waligereja Indonesia (PSE KWI) meluncurkan program revitalisasi Hari Pangan Sedunia (HPS). Berbagai program yang sudah berjalan lebih dari 20 tahun dianggap biasa-biasa saja.
Peluncuran sendiri dilakukan Ketua Komisi PSE KWI, MGR. Samuel Oton Sidin, OFMCap di Gereja Katolik Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran, Bantul, Rabu (1/11) siang.
Dipaparkan program revitalisasi ini merupakan pembeda dari peringatan HPS tahun ini dibandingkan sebelum-sebelumnya.
“Ini sebuah semangat pembaharuan sebagai upaya mewujudkan sebuah revitalisasi bagi Gerakan HPS itu sendiri dan menjawab kondisi konkrit situasi pangan kita,” jelasnya.
Revitalisasi HPS oleh gereja-gereja Katolik ini sebagai upaya mewujudkan pangan berkeadilan sosial-ekonomi-ekologi melalui berbagai program piloting yang dimulai sejak awal 2024 sampai 2032.
37 keuskupan Indonesia diajak mewujudkan kesadaran ekologis, solidaritas pangan, dan pemberdayaan pangan lokal berkelanjutan di masyarakat.
“Program revitalisasi didesain sebagai upaya nyata terkait misi penyelamatan kehidupan manusia yang mewujud sebagai upaya penanganan pangan dari hulu ke hilir,” lanjutnya.
Karenanya semangat revitalisasi menurut Romo Samuel harus disikapi, dipahami dan direalisasikan melalui tindakan nyata untuk membuktikan adanya keseriusan dalam penanganannya.
Revitalisasi diharapkan membawa dampak serta perubahan nyata di Indonesia menjawab permasalahan pangan yang sudah sampai pada titik ancaman krisis baik karena perubahan iklim maupun karena perilaku manusia terhadap pangan dan mengancam keberlangsungan hidup manusia,” jelasnya.
“KWI gereja Katolik berharap bersama langkah-langkah kecil yang segera dilakukan mampu memberi dampak besar bagi upaya mewujudkan kesejahteraan bersama,” papar Romo Samuel.
Ketua Tim HPS Komisi PSE KWI, RD. Ewaldus, PR, HPS pertama kali diinisiasi oleh Rm. G.Utomo, Pr di Gereja HKTY Ganjuran pada 1990. Selama itu pula berbagai program ketahanan pangan yang dihadirkan berjalan biasa-biasa saja.
“Program olahan pangan lokal yang dilakukan keuskupan di tempatnya masih biasa-biasa saja. Harus ada sesuatu yang luar biasa baik dari paradigma maupun tingkah laku. Saat ini persoalan pangan adalah persoalan yang luar biasa,” tegasnya.
Sembilan tahun kedepan, Tim HPS Komisi PSE KWI Katolik, fokus mewujudkan tiga target utama program yaitu kesadaran ekologis. Umat dan masyarakat agar memiliki kesadaran, menghargai dan bersyukur atas pangan sebagai anugerah sang pencipta.
Di program kedua, solidaritas pangan. Umat Katolik diajak untuk bersama-sama menyadari masih banyak saudara yang kekurangan makan bahkan pangan. Umat diajak membentuk solidaritas dengan memberi dukungan dalam hal pangan.
Terakhir program, pengembangan pangan lokal berbasis paradigma ekologis atau berkelanjutan yang lestari. Sehingga diperoleh ketahanan pangan lokal yang berkelanjutan untuk semua orang. (Tio)