Bantul, Kabar Jogja – Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengaku khawatir dengan datangnya musim hujan nanti. Pasalnya, jika warga Sleman maupun Kota Yogyakarta masih membuang sampah di sungai, maka Bantul akan penuh sampah.
Kekuatiran ini disampaikan Bupati Halim usai menghadiri penanaman pohon di sepanjang dan bersih-bersih Sungai Belik, Desa Wonokromo, Pleret bersama santri berbagai pondok pesantren, Selasa (24/10) pagi. Kegiatan ini merupakan rangkaian peringatan Hari Santri 2023.
“Semua sungai yang berhulu di Sleman dan melintasi Kota Yogyakarta hilirnya ada di Bantul semua. Mulai dari Code, Gajah Wong, Winongo maupun Opak semua berakhir di pesisir selatan Bantul,” katanya.
Karenanya, di masa darurat sampah akibat ditutupnya TPST Piyungan, Bupati Halim meminta masyarakat Sleman maupun Kota Yogyakarta untuk tidak membuang sampah sembarangan ke sungai.
Pasalnya, jika musim hujan nanti tiba. Sampah-sampah itu akan terbawa arus dan membanjiri wilayah Bantul yang dilintasi sepanjang sungai-sungai tersebut. Kondisi ini dinilainya akan menjadi masalah tambahan di tengah usaha Pemkab Bantul mengatasi sampah untuk mencapai ‘Bantul Bebas Sampah’ 2025.
"Jadi sudah masuk di perbatasan Bantul itu sudah menumpuk sampah. Itu artinya sampah itu sudah terjadi penumpukannya itu sejak dari utara, nah ini yang kita khawatirkan," lanjut Halim.
Halim meyakini, masyarakat Bantul sendiri tidak ada yang membuang sampah di sungai. Sampah-sampah yang dibawa arus sungai itu bersumber dari Sleman dan Kota Yogyakarta.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ari Budi Nugroho mengatakan kondisi pencemaran sungai di Bantul berada di level sedang. Untuk mencapai Bantul Bersih Sampah 2025 pihaknya menggencarkan program kali bersih (Prokasih).
“Dengan kegiatan prokasih ini kita berharap dapat meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pentingnya untuk merawat sungai, khususnya dari pencemaran," katanya. (Tio)