Sleman, Kabar Jogja - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dan Capres PDIP Ganjar Pranowo, meminta kaum intelektual turut menyelesaikan persoalan dasar bangsa. Kedepan peran kaum intelektual akan semakin diperbesar porsinya demi kemajuan Indonesia.
Kedua tokoh ini pada Selasa (22/8/2023) hadir dalam temu kangen kebangsaan komunitas intelektual Pilih Ganjar (PiJar) bertema ‘Merawat Keberagaman Indonesia Membentuk Pemimpin Nasional Yang Bernyali Tanpa Membenci’.
Megawati Soekarnoputri melihat sekarang ini para kaum intelektual dan akademisi seperti sepi ing gawe.
“Dengan segala hormat, kaum intelektual bangsa ini tidak berani bicara dalam keilmuan masing-masing. Ini yang membuat saya heran,” ungkapnya.
Padahal pendidikan menurut Megawati penting karena berperan penting dalam membangun kepribadian bangsa yang berbudaya yang menjadi soko guru mental bangsa. Baginya moral dan mental bangsa saat ini menurun.
Tapi bangsa ini menurutnya tetap berterima kasih kepada para intelektual yang telah menyumbangkan daya pikirnya untuk menghasilkan inovasi dan temuan-temuan hebat yang turut jasa dalam proses pembangunan bangsa.
“Di depan para akademisi intelektual. Saya ucapkan banyak terima kasih,” jelasnya.
Capres Ganjar Pranowo menyebut saat ini pekerjaan rumah besar yang akan dihadapi Indonesia kedepan adalah pertumbuhan kawasan Asia Tenggara yang nantinya ditandai dengan pertumbuhan demografi besar.
“Ini bakal membutuhkan ruang dan lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan ini akan menjadi daerah perebutan. Sementara saat ini, detik ini bangsa kita masih terus mengatasi masalah terkait bahan pokok. Korupsi belum terselesaikan dan penurunan moral bagi generasi muda kita,” kata Ganjar.
Karenanya itu, Ganjar mengajak akademisi di PiJar untuk berkomitmen bersama menyelesaikan permasalahan paling dasar bangsa ini. Dirinya mengatakan mimpinya, mengajak berbagai perguruan tinggi hebat Indonesia membereskan satu-satu persatu persoalan di waktu yang tidak lama.
“Kita perlu ilmu ekonomi baru apa yang harus diterapkan untuk menekan kemandirian pangan. Di bidang pertanian, bagaimana para akademisi membantu terwujudnya kemandirian pangan dan kebutuhan pokok,” ucapnya.
Sebelumnya, ketua PiJar Nindyo Pramono menyebut temu kebangsaan ini digelar untuk menyamakan pandangan bahwa saat ini Indonesia membutuhkan sosok kepemimpinan nasional yang mengerti serta memahami berbagai persoalan fundamental bangsa.
“Pemimpin nasional senantiasa memiliki sumber daya besar dalam menentukan arah bangsa dibawa. Dengan tantangan besar di era transformasi digital, Indonesia sekarang ini memerlukan pemimpin bernyali tanpa membenci,” kata Pramono. (Tio)