Yogyakarta, KabarJogja – Ketua Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Kantor Perwakilan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Budhi Masthuri menyatakan hasil verifikasi lapangan terkait pengaduan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di SMPN Kota Yogyakarta sangat mengejutkan.
“Ada satu SMPN di kawasan Kota Baru yang menerima 11 siswa barunya dari satu alamat saja. Kami mendapati alamat yang tertera di KK tersebut adalah kantin sekolah sendiri,” jelas Budhi, Kamis (13/7/2023) siang.
Dimana enam nama siswa itu tercantum di KK milik orang tua yang tinggal dan menjaga kantin sekolah. Sedangkan lima lainnya tercantum di KK milik anak mantu. Kesemuanya anak yang dititipkan tidak tinggal di sana.
Dari penelusuran profil masing-masing anak, Budhi menyatakan mereka berasal dari orang tua yang berprofesi sebagai mantan guru, pegawai Dinas Perhubungan, dan notaris. Kemudian ada yang mantan guru SMPN tersebut yang membantu masuk KK.
“Mantan guru inilah yang kemudian bekerjasama dengan, yang kita ketahui dua guru aktif SMPN tersebut dalam proses kecurangan ini,” katanya.
Sedangkan untuk anak-anak Polri-TNI, modus yang digunakan adalah menggunakan joki agar bisa masuk sekolah tujuan dari jalur perpindahan tugas orang tua. Dimana empat anak, dua dari anggota Polri dan dua lagi dari TNI, orang tuanya sebenarnya sudah lama bertugas di Kota Yogyakarta.
Mereka kemudian menggunakan rekan kerja atau bawahan yang berpindah tugas ke Kota Yogyakarta untuk menjadi wali anak mereka. Tahun lalu, ORI DIY menemukan 50 persen siswa yang diterima di SMPN dari jalur perpindahan orang tua menggunakan ‘joki’.
Dikonfirmasi, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori menyatakan dirinya belum mengetahui adanya kecurangan karena selama proses PPDB tengah cuti.
“Ini akan menjadi perhatian dan akan kita evaluasi di tahun depan. Saya kira ini fenomena nasional. Kita segera koordinasikan dengan Disdukcapil dan Pemkot Yogyakarta. Tapi kalau perpindahan KK sudah memenuhi prosedur saya kira sudah tidak ada masalah,” katanya. (Tio)