Bantul, Kabar Jogja – Menjadi masalah yang menghantui masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta, persoalan sampah membutuhkan kolaborasi dengan banyak pihak dalam penangannya.
Kondisi Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan yang semakin memprihatinkan membutuhkan penanganan sampah yang terintegrasi di berbagai wilayah.
“Sampah menjadi tantangan bagi DIY di tahun-tahun terakhir dengan tingkat produksi sampah yang tinggi dan keterbatasan kapasitas TPST Piyungan telah menciptakan krisis sampah yang serius,” kata Kepala Desa Panggungharjo, Sewon, Bantul, Wahyudi Anggara Hadi, Jumat (1/7/2023).
Meski pemerintah dinilai serius menghadapi masalah ini, dimana pengembangan TPST menggunakan teknologi pengolahan yang dibiayai melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dan membangun TPA Transisi sebagai tempat pengolahan sampah baru yang ditargetkan beroperasi pada 2026.
Namun Wahyudi menilai harus ada gerakan di tingkat hulu dalam penanganan sampah terpadu. Baik dari pengguna, pemangku wilayah dan lain-lainnya.
“Karenanya pada Minggu (2/7/2023), kami mengadakan Jagongan Sampah yang bertempat di Kampoeng Mataraman. Ini adalah forum dialog yang melibatkan berbagai aktor dan lembaga terkait, seperti pemerintah daerah, akademisi, pengusaha, komunitas lingkungan, dan masyarakat umum,” jelasnya.
Wahyudi mengatakan acara ini diharapkan memberikan pemetaan masalah sampah dan potensi pengelolaan sampah, serta merumuskan usulan perbaikan kebijakan pengelolaan sampah. Dalam acara ini nantinya akan hadir perwakilan dari Lakpesdam NU DIY, Universitas Nadhatul Ulama (UNU) DIY, Pasti Angkut, dan Desa Panggungharjo.
Acara ini juga akan menjadi wadah bagi kolaborasi antar-aktor dan lembaga dalam upaya mengelola sampah secara terintegrasi di wilayah tersebut.
Juga akan dibahas isu-isu krusial terkait sampah, termasuk tingkat produksi sampah yang tinggi, keterbatasan tempat pembuangan akhir (TPA), dan perluasan penggunaan teknologi pengolahan sampah yang ramah lingkungan.
Selain itu, juga akan diidentifikasi hambatan dan tantangan dalam pengelolaan sampah serta menyusun usulan perbaikan kebijakan pengelolaan sampah yang lebih efektif.
“Jagongan Sampah akan menjadi momentum membangun kolaborasi yang lebih kuat antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam mengatasi masalah sampah,” katanya.
Dengan sinergi dan kerjasama yang baik, diharapkan masyarakat DIY dapat menjaga keindahan dan kebersihan lingkungannya serta mencapai status sebagai kota berkelanjutan.Secara keseluruhan, Wahyudi menyatakan terselenggarannya acara ini didukung penuh PT Pengadaian (Persero). (Tio)