Yogyakarta, Kabar Jogja – Ketua Komisi A DPRD Yogyakarta Eko Suwanto terus-menerus merasa prihatin dengan masih munculnya kasus Klitih. Selain mengatasi ketimpangan kemiskinan sebagai solusi, dirinya mendeklarasikan gerakan tinggal di rumah.
“Ini nilai-nilai kearifan lokal yang kembali coba kita dengungkan untuk melawan klitih,” kata Eko, Jumat (23/6).
Lewat ‘Gerakan Surup Neng Omah, Gerakan Wengi Neng Omah Wae’, menurut Eko dimunculkan untuk mengingatkan orang tua agar memastikan saat petang atau matahari terbenam membiasakan anak tetap tinggal di rumah.
Sehingga dengan tetap tinggal di rumah, peran orang tua dalam pengawasan anaknya semakin meningkat dan lebih besar. Tidak hanya itu, kehadiran orang tua dekat dengan anaknya dinilai bisa menjauhkan dari terpaan informasi melalui gawai.
“Salah satu pemicu klitih adalah adalah penyalahgunaan transformasi digital. Oleh karena itu, dekat dengan orang tua menjadikan pengawasan terhadap media sosial sebagai menjadi alat informasi antar anak-anak maksimal bisa dilakukan dengan baik,” ujar Eko.
Namun yang lebih penting lagi, Eko menegaskan pihaknya akan terus menagih komitmen dari Pemda DIY terkait dengan pengurangan angka kemiskinan yang ternyata menjadi utama adanya klitih.
“Dalam catatan kita di semester 3 tahun 2022, angka kemiskinan di DIY mencapai 11,49 persen,” ucapnya.
Eko menyebut ada tiga langkah yang harus dilakukan Pemda DIY. Pertama, dari sisi pencegahan, Pemda harus bekerja keras lari lebih cepat lagi menyelesaikan kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan. (Tio)