Bantul, Kabar Jogja – Usai memberikan pendampingan penanganan stunting di Kecamatan Pajangan. Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bantul focus memberikan pendampingan penanganan stunting di Desa Selopamioro, Imogiri yang masuk kategori tinggi.
Pencanangan program pendampingan kepada ibu hamil dan balita ini diluncurkan Sabtu (4/3) di balai desa Selopamioro dengan kegiatan konsultasi kesehatan gizi dan pemberian makanan tambahan kepada balita di bawah dua tahun.
Ketua IDI Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Joko Murdiyanto mengatakan program ini merupakan komitmen pihaknya dalam mendukung program utama pemerintah dalam penanganan stunting.
“Harus ada intervensi dari berbagai untuk mengatasi permasalahan stunting ini, mulai dari pemerintah daerah, organisasi profesi hingga kader-kader yang ada di desa,” jelasnya.
Program pendampingan ke desa ini oleh IDI DIY digulirkan sejak tahun lalu di semua kabupaten. Tahun lalu Kecamatan Pajangan menjadi titik awal program ini.
Di Selopamioro sendiri program pendampingan akan fokus pada 50 balita usia dibawah dua tahun dan ditargetkan selesai pada 2025.
Sekretaris Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul, Agus Tri Widiyantara menyebut dari 75 desa, Selopamioro dikategorikan sebagai kawasan yang masuk kategori penderita stunting tertinggi. Pihaknya saat ini tengah melakukan evaluasi terhadap penyebab dan berupaya mencari upaya penanganan.
“Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di Bantul masih mencapai 12 persen, namun jika melihat melalui Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat E-PPGBM angka stunting di Bantul di angka 6,42 persen,” ujarnya.
Lurah Selopamioro Sugeng mencatat total anak yang mengalami stunting di wilayahnya berjumlah 151. Dari jumlah tersebut paling banyak berada di Padukuhan Srunggo 2 dan Srunggo 1.
“Banyak faktor yang mempengaruhi, karena disitu tingkat ekonomi masih rendah, tingkat pendidikan kesadaran dari keluarga, faktor lingkungan dan mungkin gen dari orang tua,” katanya.
Menurutnya masalah ketersediaan air bersih menjadi penyebab angka stunting yang tinggi. Namun seiring bertambahnya sarana infrastruktur air bersih seperti sumur bor dan bantuan dari pemerintah lainnya, diharapkan dapat membantu mengurangi stunting di Selopamioro.
“Dan mudah-mudahan ada pendampingan dari IDI sampai 2025 dan angka stunting di sini akan menurun. Dan diharapkan akan banyak generasi muda dari Selopamioro yang lebih berkualitas,” paparnya. (Tio)