Sleman, Kabar Jogja – Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharja menyatakan pihaknya tidak akan mengikuti langkah Pemerintah Provinsi Bali yang bakal melarang wisatawan mancanegara (Wisman) menyewa sepeda motor.
“Saya kemarin berkomunikasi dengan Dinas Pariwisata Bali. Mereka mengaku pusing dengan kondisi para wisman di sana. Kami terus terang tidak ingin mengikuti langkah mereka,” kata Singgih, Jumat (17/3).
Diberitakan, Pemprov Bali akan melarang para wisman yang tengah berkunjung ke sana untuk menyewa dan mengendarai sepeda motor. Para wisman diarahkan untuk menggunakan travel agent untuk berkunjung ke obyek wisata di Pulau Dewata.
Hal ini dikarenakan banyak wisman yang berkendaraan sepeda motor banyak melanggar aturan berlalu lintas seperti tidak menggunakan helm dan mengganti plat nomor dengan inisial pribadi.
“Kalau di Yogyakarta, selama situasi masih aman dan mereka (Wisman) yang datang selama menaati aturan tertulis dan menghormati budaya, kami tidak akan mengeluarkan larang seperti itu,” lanjut Singgih.
Baginya, Wisman yang datang ke Yogyakarta haruslah mentaati pepatah dimana bumi dipijak, disana langit dijunjung. Jika dia memang memiliki surat izin mengemudi dan tidak melanggar aturan berlalu lintas, maka diberi kebebasan untuk menikmati berbagai atraksi di Yogyakarta.
“Kalau ada yang melanggar, semisal menerobos lampu merah atau tidak menggunakan helm. Kami persilahkan polisi untuk menindak sesuai aturan yang berlaku. Memang seperti itu harusnya konsep reward and punishment,” katanya.
Di Seminar Generasi Positif Thinking; Promosi Wisata Unggulan DIY Sukseskan Program Bangga Berwisata di Indonesia, Singgih menyatakan Yogyakarta masih menjadi kawasan tujuan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Dengan keberadaan lima Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang ada di Yogyakarta yaitu Karst Gunung Sewu, Merapi Merbabu dan Menoreh, Yogyakarta dan sekitarnya, Candi Prambanan dan sekitarnya, maupun KSPN Pantai Selatan. Selama 2022 kemarin tercatat ada 5.169 orang wisatawan mancanegara dan 6,4 juta wisatawan nusantara yang berkunjung.
“Kami mendukung penuh program Bangga Berwisata di Indonesia (BBWI) yang diluncurkan akhir tahun kemarin. Kami tengah memprioritaskan pembangunan dan mempromosikan berbagai kawasan desa wisata di kantong-kantong kemiskinan sehingga memberdayakan masyarakat miskin di sana,” tutup Singgih. (Tio)