Bantul, Kabar Jogja – Tiga warga Bantul dilaporkan meninggal secara beruntun usai menenggak minuman keras oplosan. Sedangkan dua orang lainnya dilaporkan mendapatkan perawatan insentif karena kondisinya kritis.
Kapolsek Jetis AKP Hatta Azharuddin Amrullah, Senin (17/10) menyatakan ketiga korban yang meninggal yaitu Muhammad Ihsan (23), Daniel Krismanto (24) dan Ida Rusmanto (49). Dua korban meninggal terakhir adalah kakak adik.
Kemudian dua orang lainya yaitu Kasihono (42) dan Adam (21).
“Semuanya warga RT 07, Kampung Kowang, Dusun Puton, Desa Trimulyo. Pesta ini digelar menjelang hajatan pernikahan adik pria Ida dan Daniel yang akan berlangsung Minggu (16/10),” kata Kapolsek.
Digelar pada Kamis (13/10) malam, pesta miras oplosan ini dilangsungkan usai pemasangan tenda.
Sehari sesudah pesta miras, korban pertama yang meninggal adalah Ihsan yang sempat pingsan pada Sabtu (15/10) pagi dan dikuburkan pada sore harinya.
Kemudian pada Sabtu sore, korban Daniel ikut dilarikan ke rumah sakit namun malam harinya meninggal. Sedangkan korban Ida, dilarikan ke rumah sakit pada Sabtu malam dan meninggal Minggu pagi.
“Kami belum menetapkan tersangka. Karena saksi kunci masih belum diminta keterangan dan sementara itu pembeli langsung miras oplosan ini meninggal dunia yaitu Daniel dan Ida,” jelasnya.
Mengenai kandungan miras oplosan yang dikonsumsi, Hatta menyatakan pihaknya belum bisa melakukan pengujian lab karena di tempat kejadian petugas hanya menemukan dua botol ukuran 400 ML dengan sisa sangat sedikit miras yang dikonsumsi.
“Pembelian miras oplosan dilakukan bertahap. Dua botol habis, beli lagi dan terakhir satu botol,” ucapnya.
Dihubungi, Ketua RT 07 Kirmanto menyatakan kedua korban yang meninggal pada Sabtu mengalami gejala yang sama yaitu pusing, mual, tidak mau makan minum, dan sesak nafas.
“Sedangkan korban Ida sebelum dilarikan ke rumah sakit mengeluhkan sesak nafas dan penglihatannya kabur. Kedua kakak beradik ini diketahui memang sering minum-minuman keras namun tidak pernah rebut. Karena aktif di kegiatan sosial, warga enggan menerimanya,” jelasnya.
Kirmanto menyatakan kemungkinan miras oplosan yang dikonsumsi ini didapatkan dari teman-teman di lingkungan sekitar. Biasanya ada teman yang memiliki stok kemudian minta diganti.
Dirinya menyatakan hajatan pernikahan adik kedua korban tetap digelar namun dengan pembatasan tamu undangan yang hanya dari pihak keluarga saja. (Tio)