Bantul, Kabar Jogja – Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharja menyatakan pihaknya memberi prioritas penuh pada ditemukannya kasus meninggalnya dua balita akibat gagal ginjal akut di RSUP Dr Sardjito. Tim ini epidemiologi mulai bekerja hari ini.
“Saya terkejut mendengar kabar dari RS Dr Sardjito kemarin (Rabu,19/10) sore tentang dua korban dari enam yang meninggal karena gagal ginjal akut berasal dari Bantul. Terlebih lagi keduanya balita berusia kurang dari satu tahun,” kata Agus, Kamis (20/10).
Terhadap kasus ini, Agus menyatakan pihaknya sama sekali belum mengetahui. Hanya info yang sekarang dipegang bahwa balita ini berasal dari Kecamatan Piyungan dan Kecamatan Sedayu dengan rentang umur 7 sampai 11 bulan.
Tim epidemiologi ini nantinya bekerja dengan tujuan untuk mengetahui riwayat kesehatan kedua korban, jenis makanan yang dikonsumsi, latar belakang keluarga, dan maupun penanganan awal kesehatan.
“Ini menjadi prioritas yang nantinya hasil dari temuan tim akan kita sampaikan ke pusat. Karena kasus ini menjadi pertanyaan dan berbeda dengan kasus lainnya. Menyerang balita kurang yang berusia kurang dari setahun,” kata Agus.
Tim epidemiologi terdiri dari Puskesmas, Dinas Kesehatan, dan juga mahasiswa epidemiologi yang akan dilibatkan untuk melakukan penyelidikan dalam kasus ini.
Agus meminta masyarakat terutama yang memiliki anak balita tidak perlu khawatir berlebihan namun tetap waspada terutama mengenali gejala gagal ginjal akut sehingga bisa langsung dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat mulai dari puskesmas hingga rumah sakit sehingga ada penanganan yang cepat dan tidak terlambat.
“Jadi gejala yang paling utama pada pasien AKI yakni frekuensi buang air kecil yang berkurang drastis hingga gejala lainnya seperti demam, batuk, diare. Jika menemukan gejala itu pada anak segera diperiksakan ke fasilitas kesehatan,” ujarnya.
Agus mengaku telah memberikan sosialisasi kepada para nakes jika menangani pasien dengan gejala mengarah ke AKI maka ada penanganan khusus agar tidak terjadi keterlambatan yang bisa berakibat fatal sampai kematian.
Sebelumnya, dokter spesialis anak RSUP Dr Sardjito Kristia Hermawan menyatakan sejak Januari sampai Oktober pihaknya menerima 13 kasus dengan rincian akhir enam dinyatakan meninggal dunia.
“Tiga anak sudah dinyatakan sembuh. Sedangkan empat anak masih menjalani rawat inap, satu anak mendapatkan perawatan insentif dan tiga lainnya perawatan biasa,” katanya.
Mengenai penderita gagal ginjal akut yang meninggal di Dr Sardjito, tiga anak berasal dari luar DIY yaitu Temanggung, Wonogiri dan Slawi.
Sedangkan satu anak dari Sleman. Dua anak lainnya dari Piyungan dan Sedayu Bantul.
Krisna merinci korban dari Sleman ini merupakan anak berusia 10 tahun 10 bulan. Sedangkan anak dari Piyungan berusia 11 bulan dan dari Sedayu berusia tujuh bulan.
“Saat diantarkan ke sini, mereka mengalami kondisi gagal ginjal dengan derajat berat disertai beberapa kondisi kesehatan yang berbeda. Ada yang mengalami sesak nafas, ada kelainan pada hati, liver, peningkatan enzim di jantung, serta syaraf,” jelasnya.
Krisna mengatakan khusus pada kasus dari Bantul ini, pihaknya memastikan kedua balita ini hanya mengkonsumsi air susu ibu dan makanan pendamping ASI yang bukan kemasan. Kedua balita ini dilaporkan tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan. (Tio)