Yogyakarta, Kabar Jogja – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sultan Hamengku Buwono X menitikberatkan pembangunan kawasan selatan pada pembangunan desa-desa. Bertajuk ‘Pancamulia’ Sultan memaparkan visi misi pembangunan jangka menengah 2022-2027 di DPRD DIY, Senin (8/8).
“Tema Pancamulia yang saya haturkan ini masih dalam rangka membangun konsistensi dan kesinambungan substansi pemikiran-pemikiran yang telah terkandung di dalam Visi Menyongsong Abad Samudera Hindia,” kata Sultan.
Dengan sub tema besar pembangunan yang panjang, ‘Mewujudkan Pancamulia Masyarakat Jogja melalui Reformasi Kalurahan, Pemberdayaan Kawasan Selatan, serta Pengembangan Budaya Inovasi dan Pemanfaatan Teknologi’.
Sultan mengatakan pembangunan kawasan selatan menjadi prioritas dalam lima tahun depan sebagai upaya pengurangan kemiskinan di tiga kabupaten, Gunungkidul, Bantul dan Kulonprogo.
“Data BPS DIY tahun ini, di Kulonprogo ada 18,38 persen penduduk miskin, sementara di Bantul 14,04 persen, di Gunungkidul 17,69 persen, di Sleman 8,64 persen, dan di Kota Yogyakarta 7,69 persen,” paparnya.
Alasan kedua diprioritaskannya kawasan selatan, karena kawasan ini memiliki kekhususan teritorial yang tercermin dari segi bentang alam, budaya, mata pencaharian warga, keunikan, kearifan serta kecerdasan lokal.
Kekhususan teritorial ini nanti juga akan dikembangkan sebagai modal sekaligus model pembangunan kawasan-kawasan lain Yogyakarta, termasuk wilayah Kota Yogyakarta dan Sleman.
Menurut Sultan, dipilihan desa sebagai konsep sekaligus strategi bagi pembangunan Yogyakarta dalam lima tahun ke depan karena hadirnya perubahan zaman yang membawa situasi, kondisi, tantangan, permasalahan, sekaligus peluang-peluang yang sangat kompleks, luas, saling mengait, dan memiliki kedalaman permasalahan sampai pada tingkat komunitas bahkan individu.
“Desa sebagai ujung hirarki dari sistem tatanan kelembagaan di Yogyakarta memiliki kedekatan langsung dengan masyarakat. Menjadi pilihan tepat dijadikan modal sekaligus model bagi upaya DIY menjawab kompleksitas dan kedalaman permasalahan yang saat ini dihadapi,” katanya.
Lima tahun kedepan, pengembangan ekonomi di kawasan selatan akan bertumpu pada konsep Ocean Blue Economy meliputi sektor penangkapan ikan, sektor bioteknologi kelautan, sektor mineral, sektor energi terbarukan, sektor manufaktur kelautan, sektor pelabuhan, sektor pariwisata bahari dan rekreasi, sektor konstruksi bangunan perairan laut, sektor perdagangan, sektor teknologi informasi kelautan, dan sektor pendidikan dan penelitian. (Tio)