Yogyakarta, Kabar Jogja - Pengurus DPC Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) resmi dilantik.
Ketua Umum GMNI Arjuna Putra Aldino melantik langsung Ketua DPC GMNI DIY yaitu RM Abi Satria Bhaskara dan pengurusnya di Wisma Kagama UGM, Sabtu (26/3).
Ketua DPC GMNI DIY, RM Abi Satria Bhaskara mengatakan bahwa pelantikan ini juga sekaligus memperingati HUT GMNI ke-68. Abi mengatakan tema HUT GMNI DIY, Serempak Bergerak Menuju Indonesia Emas.
"Artinya, bagaimana kita melihat tantangan-tantangan hari ini dan ke depan yang harus dilalui kader. Tema ini sejalan dengan tema dikeluarkan Pimpinan Pusat DPP GMNI, yaitu membangkitkan pedagogi renaisance untuk kejayaan nusantara. Kebangkitan intelektual untuk mengawal kejayaan Nusantara," kata Abi.
Menurutnya, tema dari GMNI pusat linear dengan tema DPC GMNI DIY yang juga berkomitmen untuk menguasai pertarungan-pertarungan atau mengawal kejayaan bangsa ini ke depan.
"DPC GMNI DIY berkomitmen untuk menguasai pertarungan-pertarungan zaman sehingga perlu adanya regenerasi yang paham tentang Pancasila dan UUD 45," tutur Abi.
Abi mengatakan program utama dua tahun ke depan GMNI DIY, yaitu pemberian materi beasiswa dan pelatihan beasiswa untuk kader yang menjadi akademisi atau sekedar intelektual praktis.
"Saat ini di Yogyakarta ada 20 komisariat GMNI. Kita berencana dalam dua tahun ke depan bisa menjadi 40 komisariat untuk memperbanyak kaderisasi dengan pemahaman Pancasila dan UUD 45," tutur mahasiswa Fakultas Hukum UGM ini.
Abi mengatakan gerakan mahasiswa saat ini menjadi kegiatan yang justru menarik, meski millenial saat ini terbagi ke dalam dua arah, individualis dan kebersamaan.
"Kalau kita lihat pengurus negara sekarang ini kebanyakan berasal dari elemen gerakan mahasiswa. Orang-orang yang terbiasa berdiskusi konsolidasi dan memberikan ide," urai Abi.
Sementara itu, Ketua Umum GMNI, Arjuna Putra Aldino mengatakan DPC GMNI DIY merupakan cabang historis karena awal pertama GMNI berdiri di Yogyakarta.
"Harapannya, GMNI DIY menjadi mercusuar pemikiran karena perannya dibutuhkan di Indonesia dan menjadi contoh bagi kawan-kawan GMNI di tempat lain," ungkap Arjuna.
Arjuna menambahkan GMNI DIY diharapkan bisa menjadi sumber-sumber munculnya kader intelektual. Hal ini tak lepas dari kultur akademik di Yogyakarta yang dinilainya masih kuat.
"GMNI DIY harus bisa menjadi penyumbang kader karena Yogyakarta habitatnya kampus pemikiran sehingga nantinya sangat besar untuk bisa mencetak kader intelektual," pungkas Arjuna. (Yok)