Yogyakarta, Kabar Jogja - Anggota Komisi I DPR RI Sukamta melihat pandemi satu tahun lebih ini mempercepat migrasi kalangan usaha muda ke dunia digital.
Dunia digital menurut Sukamta harus dimanfaatkan untuk hal-hal positif dan bekreasi. Bukan menjadi wadah untuk merumpi dan ajang hiburan tak produktif.
"Sekarang, semua orang harus beradaptasi dan dipaksa hidup dalam dunia digital. Siapa yang bisa bertahan tidak akan mati atau punah. Anak-anak muda jaman sekarang mau tak mau harus bertahan dan terus berkembang," kata Sukamta, Sabtu (25/9).
Paparan akan tantangan dan peluang di dunia digital ini disampaikan Sukamta saat berbicara dalam seminar daring bertajuk 'Pengemvangan Kewirausahaan pada Masa Pandemi; Digital Marketing &Branding'.
Dalam seminar yang diselenggarakan boleh Kementerian Informasi dan Komunikasi (Kominfo). Sukamta hadir bersama dengan Ketua Dewan Pakar ISKI yang juga Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat Yuliandre Darwis serta pebisnis muda Anom Adi Nugraha.
Lebih lanjut, Sukamta mengatakan bahwa dunia digital sangat kejam. Di sana seolah-olah berlaku hukum alam, hukum besi bahkan diktator.
"Mereka yang sudah masuk pasar digital sepertinya sulit mundur lagi ke dunia analog. Boleh jadi bisa bertahan hidup tetapi kemungkinan berkembang kecil,” tambahnya.
Semakin banyaknya generasi dan wirausaha muda masuk dalam dunia digital di empat tahun terakhir ini sangat disyukuri oleh politisi Dapil DIY ini.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2017 menyatakan milenial usia 19-34 tahun yang menjadi wirasusahawan mampu memberikan penghasilan total senilai Rp 11,2 triliun.
Dengan adanya pandemi, proses masuk dunia digital mengalami percepatan yang luar biasa. Bisnis di dunia digital semakin banyak dan meluas, termasuk sekolah yang dulunya offline dipaksa online. Kita berharap teknologi informasi dioptimalkan untuk kewirausahaan,” ungkapnya.
Narasumber lainnya, Yuliandre Darwis mengatakan bahwa pemanfaatan teknologi digital untuk marketing idealnya disertai riset serta konten yang menarik dan dipercaya.
"Yang terjadi, sering terjadi konten dibuat dengan judul menarik tetapi begitu dibuka tidak ada apa-apanya, maka otomatis akan ditinggalkan," ucapnya.
Sedangkan Anom Adi Nugraha memaparkan materinya seputar start up sekaligus berbagi pengalaman setelah sekian lama malang melintang di dunia digital, mulai dari nol hingga menjadi besar seperti sekarang.(tio)