Kabar Jogja - Danone Indonesia bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga D.I. Yogyakarta dan Yayasan Pendidikan Integral Satu Bumi (One Earth) meluncurkan Program Isi Piringku Berbasis Nilai Budaya Luhur di Yogyakarta.
Program ini bertujuan memberikan pengetahuan kepada seluruh guru PAUD di Yogyakarta akan pentingnya porsi asupan gizi yang tepat untuk anak usia 4-6 tahun melalui panduan Isi Piringku. Kegiatan dibuka oleh GKR Bendara, Penghageng KHP Nitya Budaya Keraton Yogyakarta bersama Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto dan Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Yogyakarta Drs. Suhirman, M.Pd
Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi anak yang dapat berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia bangsa di masa depan. Selain stunting yang dialami oleh 30,8% anak-anak, mereka juga tidak mengonsumsi buah dan sayur yang cukup dimana hanya sekitar 10% anak yang mengonsumsinya dengan cukup. Jurnal Nutrisi Eropa tahun 2018 menemukan bahwa 1 dari 5 anak Indonesia tidak cukup minum air.
Angka stunting di D.I.Yogyakarta 19,8% pada tahun 2020, lebih baik dari angka nasional yang mencapai 27%. Angka tersebut memang masih di bawah angka WHO, tetapi WHO sendiri menetapkan bahwa angka melebihi 20% termasuk dalam situasi yang perlu ditangani. Keadaan stunting di D.I Yogyakarta bervariasi tergantung kondisi dari kabupaten/kota.
Tercatat data Prevalensi balita stunting di Kota Yogyakarta sebesar 11,3 % di tahun 2020. Kemudian di Kabupaten Sleman sebesar 8,38% di tahun 2019, sedangkan di Kabupaten Gunungkidul mencapai 17,44% di 2020. Sementara di Kulon Progo angka stunting berada di 12,57 % pada tahun 2020, dan terakhir di Bantul pada awal 2021 tercatat sebesar 10,6 %.
Dalam paparannya GKR Bendara, Penghageng KHP Nitya Budaya Keraton Yogyakarta menyampaikan bahwa untuk mencegah stunting perlu kerjasama semua pihak. Sama halnya dengan bermain gamelan, untuk menciptakan harmoni memerlukan gotong royong sebagai kuncinya.
“Kita perlu menggali nilai budaya adiluhur dan mengemasnya kembali sebagai materi edukasi melalui PAUD sebagai lapisan paling mendasar untuk mencegah stunting. Anak-anak kita adalah Generasi Emas yang kelak akan menjadi pondasi negara”, jelas GKR Bendara.
Sementara Vice President General Secretary Danone Indonesia Vera Galuh Sugijanto mengatakan bahwa sebagai perusahaan yang berkomitmen membawa kesehatan melalui makanan dan minuman yang sehat ke sebanyak mungkin orang dengan misi One Planet One Health, Danone Indonesia terus berkomitmen mendukung kesehatan anak-anak Indonesia.
“Danone Indonesia terus mendukung kesehatan dan pertumbuhan anak Indonesia dengan menghadirkan produk bernutrisi, program berkelanjutan, hingga kerjasama multipihak untuk mendukung pemenuhan gizi dan kesehatan anak-anak Indonesia. Secara prinsip, tidak boleh ada anak Indonesia yang tertinggal dari sisi gizi dan pendidikan, supaya Indonesia bisa maju dan lebih baik kedepan,” kata Vera.
Di Yogyakarta, Danone Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Pendidikan Integral Satu Bumi (One Earth) untuk memberikan edukasi pada lebih dari 400 guru PAUD. Pelaksanaannya dilakukan dalam beberapa fase secara berkelanjutan. Yogyakarta yang kaya akan ragam budaya membuat Yayasan One Earth menggunakan pendekatan berbasis nilai budaya luhur untuk edukasi Isi Piringku.
Wakil Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Yogyakarta Drs. Suhirman, M.Pd juga mengapresiasi Danone Indonesia dengan Program Isi Piringku yang dilakukan secara daring dan bertahap.
” Metode ini sesuai dengan Blended Learning yang diterapkan oleh pemerintah, selain proses tatap muka yang tertunda, metode tatap layar ini akan efektif sebagai pembelajaran selama masa pandemic,” kata Suhirman.
Program Isi Piringku yang dikembangkan Danone Indonesia menggandeng beberapa mitra pelaksana di daerah. Dimulai sejak 2017 bersama Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) IPB mengembangkan modul panduan edukasi gizi yang kemudian dapat digunakan guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)/ 4-6 tahun.
Saat ini Program Isi Piringku telah menjangkau 74.355 anak dan 6.299 guru di 2.707 PAUD yang berlokasi di 22 Kabupaten/Kota di 8 provinsi mulai Sumatera, Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara. (rls)