Bantul, Kabar Jogja – Sutrajaya yang merupakan pemilik dan pembuat Jamu Ayam Jago ‘Mbah Joyo’ yang terkenal di seluruh penjuru tanah air mengawali bisnisnya dari nol. Bahkan sebelum menggeluti jamu untuk ayam, dirinya pernah berjualan asongan.
Sutrajaya atau Mas Joyo pemilik bisnis Jamu Ayam Jago 'Mbah Joyo' |
Dari masukan itu, Joyo kemudian mencari cara supaya Jamu Mbah Joyo ini bisa menyehatkan sekaligus memberikan tenaga untuk ayam. Namun tetap semua bahan dari herbal. “Saya campur dengan ramuan-ramuan. Akhirnya banyak bahan yang saya beli. Semuanya herbal, tidak ada satu tetespun dari bahan kimia,” katanya.
Kualitas Jamu Mbah Joyo yang semakin meningkat ini diikuti pula dengan pemasaran yang semakin meluas. Joyo mengatakan, jamu buatannya tersebut sudah dipasarkan di penjuru tanah air.
“Produk saya akhirnya dipasarkan dari Sabang sampai Merauke. Bahkan waktu saya ke Malaysia, banyak orang Malaysia yang punya jamu itu. Thailand, Myanmar juga ada. Jadi ada orang yang menjual ke sana (luar negeri), bukan saya,” katanya.
Pandemi Corona, Industri Jamu Ayam Jago Mbah Joyo Tetap Mempertahankan Karyawannya
Setiap produksi, Jamu Ayam Jago Mbah Joyo biasanya membuat sekitar 6 dos yang berisi kisaran 3.600 bungkus jamu. Dalam membuatnya, dirinya saat ini telah dibantu oleh lebih dari 70 tenaga kerja. “Karyawan rata-rata merupakan warga yang tinggal di sekitar pabrik,” kata, Joyo.
Karyawannya terbagi dalam dua divisi, yakni divisi pencetakan dan pengemasan. Untuk pencetakan merupakan tenaga kerja usia lanjut atau orang tua yang tidak punya pekerjaan di rumah. Sedangkan pengemasan, anak muda yang putus sekolah. Seluruh tenaga kerjanya ini pun mendapatkan upah layak, bahkan di atas Upah Minimum Regional (UMR).
“Terkadang kewalahan karena permintaan banyak. Sehingga mau tidak mau tambah tenaga kerja atau lembur. Sebenarnya memang bisa menggunakan mesin untuk menjangkau hasil produksi, tapi saya khawatir ada pengurangan tenaga kerja. Karena saya yakin orang yang kerja di tempat saya itu membutuhkan, apalagi saat ini pandemi,” katanya.
Joyo juga mengatakan, ia pernah merasakan betapa pahitnya hidup susah dan harus mengawali bisnis dari nol. Sehingga saat dirinya diberi rejeki lebih seperti saat ini, ia merasa terketuk untuk bisa bermanfaat kepada orang lain. “Setidaknya bisa membantu orang lain yang juga merasakan nasib seperti yang saya rasakan dulu. Saya terketuk membantu mereka untuk setidaknya meringankan beban,” dia.
Tak hanya memberikan pekerjaan kepada puluhan orang saja. Joyo juga selama ini rutin melakukan kegiatan amal seperti santunan kepada minimal seratus anak yatim di Bantul setiap bulannya.(dho)