Judul penelitiannya yang berhasil memenangkan
kompetisi yakni; “Geography Essay
Competition (GEC)” - “Digitalisasi Smartfarming dan Penyuluhan Pertanian
Hidroponik Masa Depan”.
Ditemui
di kampusnya, kepada Humas UIN Sunan Kalijaga mereka
berdua menceritakan bahwa ide
temuannya ini bermula dari keprihatinan
Imelda dan Faqih melihat kondisi kurangnya minat
generasi muda dan masyarakat kota untuk bertani atau berkebun. Juga
permasalahan keterbatasan lahan bercocok tanam di wilayah perkotaan.
Akibat
maraknya pengalihan fungsi lahan pertanian menjadi perindustrian maupun perumahan. Sementara, kebutuhan pangan semakin
meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Sehingga
dapat mengancam
ketahanan pangan masyarakat Indonesia.
Kondisi
itulah yang memunculkan ide Imelda dan Faqih membuat sistem yang
memudahkan
masyarakan kota dan generasi muda bertani.
Yakni dengan digitalisasi pertanian tanaman
hidoponiknya dengan menggunakan smartphone android.
Alat ini dibuat
dengan mengintegrasikan beberapa sensor yaitu;
soil moisture (kelembaban tanah), DHT11 (suhu dan kelembaban udara), sensor pH,
keran selonoid valve (keran air
otomatis), kamera dan modul Wi-Fi (NodeMCU) pada tanaman hidroponik.
Menurut
Imelda dan Faqih, sistem ini dapat digunakan
sebagai sarana pemantauan dan juga pengendalian budidaya tanaman hidroponik secara
jarak jauh tanpa harus pengguna berada di lahan hidroponik dengan
bantuan teknologi internet of things (IoT). Selanjutnya Faqih dan Imelda melakukan riset lebih lanjut terhadap fitur
atau menu penyuluhan pertanian secara digital.
Sehingga dengan alat digital ini mamudahkan siapapun yang ingin bercocok tanam
dengan sistem hidroponik untuk mengetahui kondisi tanamannya dan apa yang harus
dilakukan agar kebun hidroponiknya tumbuh subur dan dapat dipetih hasilnya
untuk memenuhi kebutuhan sayuran sehari hari, atau bisa juga dijual. Hasil riset Imelda dan Faqih dituangkan
tulisan dalam bentuk essay
yang kemudian diikutsertakan dalam kompetisi “Geography Essay
Competition” yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Geografi,
Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang (UNNES).
Dan ternyata dapat memenangkan kompetisi. Imelda dan
Faqih berharap, melalui sistem digital Smartfarming
Hidroponik ini, dapat memotivasi
generasi muda untuk menggeluti sistem
pertanian hidroponik.
Imelda
dan Faqih mengaku senang atas prestasi
juara II tingkat nasional ini. Ternyata kondisi pandemi tidak menghalangi
siapapun untuk berkarya dan berprestasi, katanya. Imelda dan Faqih juga
berharap, teman-temannya para mahasiswa
di manapun berada tetap semangat berinovasi walaupun
dimasa pandemi.
Terutama
teman-temannya mahasiswa Prodi Fisika, UIN Sunan Kalijaga. “Ayo
aktif mengikuti perlombaan dalam bidang akademik maupun non akademik untuk menambah
wawasan dan pengalaman,” ajak Imelda dan
Faqif. Menurutnya lingkungan akademik Prodi Fisika di kampusnya, terutama
Fisika Instrumentasi sudah sangat mendukung budaya prestatif, tinggal bagaimana
para mahasiswa terpacu untuk berburu kesempatan berprestasi.(rls)