Yogyakarta, Kabar Jogja - Peneliti Utama World Mosquito Program (WMP) Yogyakarta, Prof. dr. Adi Utarini, MSc, MPH., PhD menghimbau masyarakat perlu lebih waspada terhadap Demam Berdarah Dengue (DBD) di masa datangnya musim penghujan sekarang ini. Ia menyebutkan kasus dengue mengalami kenaikan. Hingga 27 Oktober 2020 lalu, data Kementerian Kesehatan menunjukkan peningkatan kasus dengue hingga mencapai 93.178 kasus dengan 645 kasus kematian.
Prof Uut, demikian ia akrab disapa menambahkan, dari aspek manusianya untuk mencegah dengue adalah dengan menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), dengan asupan gizi yang seimbang. "Termasuk olahraga rutin dan istirahat yang cukup," katanya kepada wartawan, Rabu (18/11).
Hal yang sama disampaikan oleh pakar Entomologi WMP Yogyakarta Warsito Tantowijoyo, PhD, menyampaikan, di musim penghujan biasanya terjadi kenaikan populasi nyamuk. Hal ini ditambah dengan fenomena La Nina di Bulan November yang berpengaruh terhadap tingginya curah hujan di Indonesia. "Di musim penghujan, banyak genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biaknya jentik nyamuk," katanya.
Prof Uut menuturkan, banyak cara yang bisa dilakukan untuk menekan DBD, mulai dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), 1 Rumah 1 Jumantik, dan fogging. Namun saat ini, WMP Yogyakarta melakukan pelepasan nyamuk Aedes aegypti ber Wolbachia untuk mengurangi kasus DBD di Kota Yogyakarta.
“Kami mengembangkan teknologi Wolbachia, yang telah terbukti efektif menghambat replikasi virus dengue di dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti," ujarnya.
Menurutnya, manfaat nyamuk berWolbachia yang telah dirasakan oleh warga di wilayah pelepasan bahkan pihaknya memperluas sebarannya ke wilayah yang belum mendapat nyamuk ber-Wolbachia atas permintaan warga dan perangkat pemerintah setempat.
Penelitian selama 3 tahun ini telah menunjukkan hasil efikasi Wolbachia, bahwa Wolbachia efektif menurunkan 77% kejadian dengue di area intervensi dibandingkan dengan di area pembanding. Hingga saat ini, WMP Yogyakarta telah menyebarkan ribuan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti berWolbachia dititipkan di rumah penduduk, kurang lebih selama 4 – 6 bulan, hingga persentase Wolbachia established di angka 60 persen. "Perluasan manfaat Wolbachia melalui penitipan ember berisi telur nyamuk ber-Wolbachia di rumah penduduk dan fasilitas umum sudah berlangsung di 29 Kelurahan di 15 Puskesmas," katanya.
Sementara Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Drg. Yudiria Amelia, menyampaikan, memasuki musim penghujan ini, Dinas Kesehatan mengingatkan Puskesmas-Puskesmas untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar lebih waspada terhadap dengue. Ia juga menghimbau kepada masyarakat, jika ada gejala DBD atau COVID-19 untuk langsung datang ke fasilitas kesehatan terdekat, agar mendapat tindakan medis segera.(rls)