Yogyakarta, Kabar Jogja - Pelaku usaha di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY) mulai bangkit perekonomiannya di tengah pandemi Covid-19.
Salah satu pengungkitnya yakni diberikannya kredit lunak melalui Bank Pembangun
Daerah (BPD) Daerah Istimewa Yogyarta berupa program Pemulihan Ekonomi Nasional
(PEN) Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementrian Keuangan RI.
Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad mengatakan, pemanfaatan
program PEN di sektor ekonomi perkembangannya cukup bagus. “Kredit baru tumbuh
bagus, meski pertumbuhannya tidak secepat sebelum pandemi. Kredit yang kami
strukturisasi juga pertumbuhannya bagus,” katanya di kantornya pada Rabu
(18/11).
Santoso mengatakan, untuk pedagang di kawasan Malioboro yang
diberikan berupa kredit mikro. Aktivitas ekonomi di perkotaan ini memang ada
pertumbuhan. Namun menurutnya yang paling terasa bangkit yakni mereka yang ada
ada di pinggiran.
“Untuk mikro ini justru di pinggir kota. Kawasan wisata yang
tumbuh, misal di Menoreh, Kulon Progo. Bangkitnya ekonomi masyarakat itu secara
alamiah tentunya. Apalagi mereka kami dukung dengan PEN,” kata dia.
Santoso mengatakan, debitur yang mengakses PEN ini
bervariasi. Ada yang merupakan nasabah baru, adapula nasabah lama. “Untuk suku
bunga bervariasi. Ada yang 3 persen, 6 persen, 8 persen juga ada,” katanya.
BPD DIY menjadi salah satu Bank yang dipercaya menjalankan
program PEN Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementrian Keuangan RI. Pada 11
Agustus 2020 lalu, telah dilakukan Penempatan Uang Negara sebesar Rp 1 triliun
untuk periode 14 Agustus 2020 sampai dengan 10 Februari 2021 dengan tingkat
bunga 2,80 persen.
Santoso mengatakan, komitmen
BPD DIY terhadap penempatan uang negara tersebut sebesar Rp2 triliun dengan
daya ungkit 2 kali yang disalurkan pada 14 Agustus 2020 sampai dengan 10
Februari 2021.
Realisasi penyaluran kredit dari 14 Agustus 2020 sampai
dengan 13 November 2020 adalah Rp1,057 Triliun, telah tersalurkan lebih dari 50
persen. Sedangkan sebesar 943 miliar akan disalurkan sampai dengan 10 Februari
2021.
Untuk realisasi penyaluran kredit PEN sampai Jumat (13/11)
lalu, berdasarkan segmen yakni UMKM KUR, UMKM Non KUR, Korporasi, dan Konsumsi.
Sedangkan pelaporan penyalurannya secara rutin ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPB), Badan Pengawasan Keuangan
Pembangunan (BPKP), serta Bank Indonesia.
Sedangkan pengaruh positifnya terhadap BPD DIY, program PEN
ini dapat menambah kepercayaan dari masyarakat. Hal itu terbukti dari
kepercayaan Pemerintah untuk menyalurkan dan PEN sebesar Rp1 triliun sesuai
permintaan.
“Kami dapat memperluas dan meningkatkan ekspansi dengan
lebih leluasa di tengah pandemi covid-19. Kami juga dapat lebih berperan dalam
program pemerintah khususnya Pemulian Ekonomi di DIY maupun Nasional,” ucapnya.
Santoso mengungkapkan, untuk penyaluran sisa sekitar Rp 1 triliun
tersebut kemungkinan yakni bekerja sama dengan PT Jogjasolo Marga Makmur. Yakni
perusahaan konsorsium yang mengelola proyek jalan tol trase Solo-Yogyakarta-YIA
Kulon Progo.
Menurut Santoso, ada beberapa kerja sama yang akan
disepakati. Seperti pembiayaan dana ganti untung talangan tanah melalui
rekening Bank BPD DIY. Kerja sama pembiayaan dengan sub kontraktor, maupun
kredit investasi untuk pembangunan tol.(dho)