Sleman, Kabar Jogja – Sebanyak 128 orang kelompok rentan dari Kalitengah Lor, Glagaharjo, Cangkringan, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai dievakuasi pada Sabtu (7/11). Untuk mengantisipasi potensi dampak erupsi Merapi yang status aktivitas vulkaniknya naik dari Waspada menjadi Siaga.
Koordinator Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan Basarnas
Yogyakarta, Pipit Eriyanto mengatakan pihaknya bersama semua unsur melaksanakan
evakuasi kaum rentan dan mandiri ke Barak pengungsian Glagahharjo.
“Jumlah penduduk yg melaksanakan evakuasi mandiri kelompok
Rentan berjumlah 128 orang yang terdiri dari Lansia, Ibu Hamil, Disabilitas,
anak dan Balita,” katanya, pada Sabtu (7/11).
Kepala Bidang kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan, menyebut Balai Kelurahan Glagaharjo dan
Barak Dusun Gayam, Kelurahan Argomulyo, bakal digunakan sebagai tempat
mengungsi.
Menurutnya, tempat pengungsian itu tetap memperhatikan
risiko penularan Covid-19. Ia tak menampik lokasi barak berada di
kelurahan zona merah.
"Kasus Covid-19 di Argomulyo itu di Dusun Kebur sebelah
barat Kali Gendol, sedangkan Barak Gayam di sebelah timur Kali Gendol. Secara
administratif memang iya (di zona merah). Tapi secara geografis masih aman
juga," katanya.
Makwan menyebut, warga yang akan dievakuasi ke barak adalah
kelompok rentan di Kalitengah Lor, Kelurahan Glagaharjo, daerah berpotensi
terdampak erupsi Merapi. Sekitar 150 - 160 orang kelompok rentan di sana.
"Tidak semuanya juga yang mengungsi. Sebagian ada yang
ke rumah saudaranya atau mantu-nya. Kami beri kesempatan mereka mengungsi
dengan berbasis keluarga," ucapnya.
Bupati Sleman Sri Purnomo mengatakan Pemkab Sleman telah
menetapkan status darurat bencana Merapi seiring naiknya status Merapi menjadi
'Siaga'. "Saya kemarin 5 November menandatangani (SK Bupati) tanggap
darurat Merapi. Untuk menanggapi kedaruratannya karena statusnya ditetapkan
level III atau 'Siaga'"," katanya.
Dengan status darurat itu, Sri Purnomo menyatakan, Pemkab
Sleman akan lebih leluasa menggunakan anggaran. Menurutnya, anggaran 2020 di
sisa dua bulan ini masih sekitar Rp30 miliar.
"Berbagai kegiatan kan perlu dana. Sehingga kami bisa
menggunakan dana tak terduga seluas-luasnya. Dana itu untuk menggerakkan
berbagai macam kegiatan, dengan BPBD, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial,"
katanya. (dho)