Sleman, Kabar Jogja - Candi Ijo, semakin megah berdiri di atas perbukitan Dusun Groyokan, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman.
Dinamakan Candi Ijo, karena situs ini berada di lereng bukit padas bernama Gunung Ijo dengan ketinggian sekitar 427 dpl. Selain itu juga ada salah satu prasastinya yang menyebutkan Desa Ijo.
Berupa Prasasti Poh berasal pada tahun 902 Masehi. Konsep candi ini berteras-teras, yang semakin tinggi ke belakang, bagian timur. Pola situs tersebut berbeda dengan candi-candi yang berada di dataran, yang berada di Sleman. Yang biasanya, terpusat di tengah. Seperti Candi Prambanan atau juga Candi Sewu.
Pemugaran candi ini pun, sudah dimulai sejak 1980an silam. Candi yang berlatar belakang Candi Hindu ini awal ditemukan oleh orang yang sedang mencari tebu di semak belukar. Saat itu menemukan sebuah gundukan, yang ternyata itu konstruksi candi.
Saat ini, setidaknya sudah ada enam bangunan candi di yang bediri di kompleks Candi Ijo tersebut. Diantaranya, satu candi induk, tiga perwara, dan dua lainnya adalah Candi K dan L yang berada di gugusan depan. Ada sekitar 17 gugusan candi. Baru K dan L yang berhasil dipugar.
Pesona candi ini tak kalah dengan yang lainnya. Semisal saja, situs Candi Ratu Boko yang juga berafa di atas perbukitan. Di Ratu Boko yang merupakan Candi Hindu dan Budha tersebut salah satu daya tariknya adalah banyak ditemukan talud atau tampungan air. Di Candi Ijo pun, ditemukan kolam untuk air ritual pemujaan.
Candi ini kokoh, kuat karena pondasinya berupa perbukitan. Jadi tak masalah meski terjadi gempa.
Selain itu, juga ada dua arca yang ditemukan di sana. Yaitu arca narasima yang hanya ada dua di Indonesia. Berupa perwujudan Dewa Wisnu, separuh singa dan separuhnya manusia. Perwujudan Dewa Wisnu yang menyelamatkan dunia.(dho)