Sleman, Kabar Jogja - Rendahnya ketahanan pangan di Padukuhan Sambilegi Kidul, Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman menjadi masalah tersendiri yang ada di tengah masyarakat. Terlebih, hal tersebut juga bisa memicu adanya stunting (gagal pertumbuhan) bagi anak akibatnya minimnya asupan gizi yang terpenuhi oleh keluarga.
Menyikapi hal tersebut, Anna Yudhiastuti selaku Unit Manager (UM) Communication, Relations, & CSR Pertamina Marketing Operation Region (MOR) IV Jawa Bagian Tengah (JBT) mengungkapkan pihaknya telah menjalankan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) atau Corporate Social Responsibility (CSR) melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Sutjipto, yaitu program ‘Sejengkal Halaman Gizi Keluargaku’.
“Program ini mendorong masyarakat untuk dapat memanfaatkan pekarangan rumah masing-masing yang meskipun sempit namun bisa menghasilkan sumber makanan bergizi yaitu sayuran dan ikan,” ungkap Anna.
Masyarakat di padukuhan tersebut diajari untuk melakukan mina tani, yaitu pertanian hortikulutura dan budi daya perikanan air tawar secara terintegrasi dengan memanfaatkan minimal satu buah ember sehingga tidak membutuhkan lahan pertanian atau perikanan yang luas.
“Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan lele yang mana memiliki kandungan protein cukup tinggi. Sementara tanaman hortikultura yang dihasilkan adalah sayuran kangkung yang juga kaya akan serat dan kandungan gizi. Dengan demikian kebutuhan nutrisi masyarakat dapat terpenuhi, khususnya bagi anak dalam mencegah stunting,” imbuh Anna.
Program ini, tutur Anna, sudah berjalan sejak bulan Maret tahun 2020 dan mendapatkan respon yang baik dengan diikuti oleh 18 Dasawisma atau 180 Kepala Keluarga (KK) di Padukuhan Sambilegi Kidul.
“Nantinya kami akan mendorong agar program ini dapat terus dikembangkan hingga setiap keluarga dapat menjalankan cocok tanam dari halamannya sendiri,” pungkas Anna.
Semenjak pertama dijalankan, masyarakat sudah memanen 180 kilogram ikan lele dan menuai 45 kilogram sayuran kangkung.
“Hasil panen langsung didistribusikan kepada masyarakat, utamanya keluaaga yang membutuhkan asupan gizi lebih,” katanya.
Tidak hanya itu, menurut Anna, program ini juga dapat membantu masyarakat mengatasi permasalahan di tengah pandemi yang terjadi akibat Covid-19 saat ini.
“Masyarakat bisa tetap memenuhi kebutuhan pangan dari rumah masing-masing sekaligus mematuhi imbauan untuk menghindari keramaian seperti pasar guna mencegah penyebaran virus Corona,” tambah Anna.
Inovasi Zero Waste
Kegiatan pertanian dan perikanan yang dilakukan secara terintegrasi dalam program Sejengkal Halaman Gizi Keluargaku ini juga mengusung inovasi zero waste, atau pemanfaatan limbah sehingga memberikan nilai tambah tersendiri.
“Di mana kotoran dari ikan lele dalam ember menjadi nutrisi air untuk menyirami tanaman di atasnya. Sementara limbah dari hasil panen tanaman juga dijadikan bahan baku pakan bagi ikan lele yang diternak,” terang Anna.
Tidak hanya itu, masyarakat juga diberikan pelatihan dan pemahaman untuk mengolah pupuk organik dari limbah dapur atau rumah tangga masing-masing keluarga.
“Hal tersebut untuk mengurangi angka timbunan sampah di Tempat Penampungan Akhir (TPA) dan bentuk edukasi kepada masyarakat agar menjalankan pola hidup hijau atau lebih sehat dengan memanfaatkan limbah perumahan yang mereka hasilkan sebagai pupuk alami untuk tanaman di halaman mereka masing-masing,” tutupnya.(rls)